Warganet keluhkan Investree karena dinilai gagal bayar

- 24 April 2023 - 19:30

digitalbank.id – BEBERAPA netizen mengeluhkan platform pinjaman peer-to-peer (P2P) lending Investree karena diduga gagal bayar pinjaman mereka. Berdasarkan peringkat platform yang diberikan oleh Google, platform pinjaman P2P Investre mendapatkan peringkat 3,5/5 dan 177 ulasan pada Senin (24 April 2023).

Misalnya, beberapa pengguna Google memberi peringkat satu untuk ulasan terbaru. Namun, beberapa pengguna Google juga memberikan skor 5 pada aplikasi karya Adrian Gunadi. Menurut situs resmi perusahaan, Investree adalah perusahaan teknologi keuangan berbasis di Indonesia yang menghubungkan orang-orang dengan kebutuhan keuangan dan orang-orang yang bersedia meminjamkan uangnya.

Pada Senin (24/04/2023), TKB Investree sebesar 95,85 persen. “Sebagai perusahaan rintisan, kami mendorong dan memperkuat prinsip kerja berdasarkan nilai-nilai kejujuran, inovasi dan profesionalisme untuk memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan di bawah bendera ekonomi berbagi, sebuah sistem sosial ekonomi yang berhubungan dengan sumber daya pribadi,” ujar Adrian Senin (24 April 2023) di situs resmi Investree. 

Mengutip dari laman resmi Sikapi Uangmu OJK, Senin (24/4/2023), produk keuangan fintech P2P lending juga memiliki risiko, yaitu penerima pinjaman (borrower) mengalami kredit macet bahkan gagal bayar. Hal ini dapat berakibat dana yang dipinjamkan oleh lender tidak mendapatkan keuntungan.

“Untuk itu, masyarakat perlu mendiversifikasikan portofolio pendanaan pada fintech P2P lending. Masyarakat perlu mengenali profil borrower yang akan didanai dan mengingat konsep high risk high return,” tulis OJK. Dalam hal ini, pendanaan yang memiliki bunga tinggi cenderung memiliki rating risiko yang relatif lebih tinggi.

Artinya, terdapat risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Sementara, untuk pendanaan yang memiliki bunga rendah memiliki rating risiko yang rendah. Adapun, investasi di P2P lending ini memberikan janji return cukup tinggi per tahunnya, namun berinvestasi harus sesuai dengan profil serta risk appetite dan bagaimana cara mengelolanya. “Karena itu, langkah paling awal dalam proses investasi di P2P lending adalah memahami risikonya,” jelasnya. ■

Comments are closed.