Transaksi via QRIS meroket tembus Rp4,5 triliun pada Februari 2022

- 13 April 2022 - 08:30

digitalbank.id – TRANSAKSI non tunai di era pandemi menjadi primadona. Salah satunya adalah transaksi Quick Response Code Indonesian (QRIS) terus mengalami peningkatan, seiring langkah bank sentral yang melanjutkan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nominal transaksi QRIS naik empat kali lipat pada Februari 2022 atau mencapai Rp4,5 triliun.

Jumlah tersebut juga karena dengan 15,7 juta merchant yang telah memiliki kode QR sebagai salah satu metode pembayaran. Tak hanya itu, BI juga meningkatkan limit transaksi QRIS dari semula Rp5 juta menjadi Rp10 juta sejak 1 Maret 2022. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mendorong konsumsi masyarakat dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Beberapa Bank swasta dan bank BUMN mencatat pertumbuhan yang dalam transaksi vis QRIS. Sebut misalnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang telah melakukan akuisisi merchant QRIS lebih dari 1,6 juta. Total transaksi QRIS BNI mencapai Rp297 miliar per Maret 2022, naik signifikan dari awal optimalisasi penggunaan QRIS pada Agustus 2021 yang tercatat Rp14,9 miliar.

Sementara itu, total transaksi QRIS bulanan BNI per Maret 2022 tercatat 1,5 juta, naik dari Agustus 2021 tercatat 140.000. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menegaskan BNI selalu berupaya memastikan keandalan dan respons dari QRIS dalam menunjang kecepatan dan kenyamanan transaksi nasabah, sehingga terus mendorong transaksi semakin kuat di masa pemulihan ekonomi tahun ini.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatat transaksi melalui pembayaran QRIS Bank Mandiri mencapai lebih dari 1 juta transaksi dengan volume mencapai lebih dari Rp150 miliar hingga Februari 2022. Adapun di sisi merchant, Bank Mandiri turut melakukan percepatan perluasan akseptasi layanan digital, terutama QRIS dengan melakukan kegiatan akuisisi dan edukasi merchantyang dilakukan secara masif dan agresif di seluruh Indonesia. Senior Vice President (SVP) Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas WahyudI menjelaskan perluasan akseptasi QRIS dilakukan dengan menjangkau berbagai ekosistem seperti pasar, pedagang UMKM, rumah ibadah, rumah sakit, dan berbagai komunitas lainnya.

Begitu pula, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga menyatakan bahwa saat ini transaksi QRIS di BRI sangat masif dan pertumbuhannya sangat signifikan. Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan pertumbuhan volume transaksi pada Februari 2022 bertambah 1.136 persen yoy, sedangkan untuk frekuensi transaksi pada Februari 2022 meningkat 657 persen yoy. “Volume transaksi QRIS BRI sudah mencapai Rp120 miliar pada Februari 2022 dan mencapai 1,5 juta frekuensi transaksinya,” kata Aestika kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Adapun, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengatakan BBCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini. Transaksi QRIS hingga Desember 2021 yang diproses melalui sistem BCA mencapai Rp5,4 triliun, meningkat 891 persen dan didominasi oleh transaksi Food & Beverage (F&B). Selain itu, BCA juga telah bekerja sama dengan lebih dari 650.000 merchant yang tersebar di Indonesia. “Tinggal scan barcode, nasabah dapat melakukan pembayaran dengan BCA mobile dan Sakuku di semua toko/outlet yang sudah berlogo QRIS menjadi lebih mudah dan simpel,” kata Hera.(SAF)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.