Setelah sebelumnya merugi, Bank Jago catat laba bersih Rp41 miliar di kuartal III 2022

- 21 Oktober 2022 - 08:55

Setelah pada kuartal III-2021 PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan kerugian Rp32,6 miliar, di kuartal III-2022 bank digital ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp41 miliar atau melonjak sebesar 225,77%.

digitalbank.id – Setelah pada kuartal III-2021 PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan kerugian Rp32,6 miliar, di kuartal III-2022 bank digital ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp41 miliar atau melonjak sebesar 225,77%.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, hal itu ditopang oleh kombinasi struktur dana yang baik, pertumbuhan kredit yang tinggi, dan risiko kredit yang terjaga. “Hingga September 2022 kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid,” katanya dalam keterangan pers, Jumat (21/10).

Di sisi lain, menurut dia, Bank Jago tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja Bank Jago yang sehat dan berkelanjutan di tahun mendatang.

Lebih lanjut dia mengatakan untuk menjaga konsisten berkolaborasi dengan ekosistem, Bank Jago melanjutkan pertumbuhan yang solid dengan risiko kredit yang terjaga. Sejumlah kolaborasi baru yang terjadi pada tahun ini mendorong jumlah nasabah funding Bank Jago mencapai 4,2 juta nasabah pada akhir September 2022. Jumlah ini tumbuh tiga kali lipat dalam sembilan bulan, dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.

“Bank Jago percaya kolaborasi adalah cara yang efektif untuk memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah serta membuat kami bertumbuh cepat dan efisien. Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada maupun yang baru,” ujar Kharim.

Sepanjang tahun ini Bank Jago telah melakukan sejumlah kolaborasi baru. Terakhir, Bank Jago meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia. Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021.

Peningkatan jumlah nasabah mendorong penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terutama pada produk tabungan dan giro (current account, savings account/CASA) tumbuh kuat. CASA meningkat 422% secara year on year (yoy) menjadi Rp5,14 triliun, sedangkan deposito tumbuh 38% menjadi Rp2,14 triliun. Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%.

Secara keseluruhan DPK yang dihimpun hingga kuartal III-2022 mencapai Rp7,28 triliun, tumbuh 186% secara yoy. Bermodalkan porsi CASA yang besar, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah rendah, yakni Rp101 miliar per kuartal III-2022, naik 166% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 205% menjadi Rp1,08 triliun per kuartal III-2022. Maka pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat Rp984 miliar atau tumbuh 210% secara tahunan.

Pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119% menjadi Rp8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,73 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan Syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).

Salah satu kolaborasi partnership lending terbaru adalah dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka Carsome Indonesia dan Moladin. Hingga akhir September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi, termasuk 32 mitra untuk partnership lending. Pola partnership lending membuat Bank Jago ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan menjaga pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto yang berada di level 2,1% atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.

Hingga akhir September 2022, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago tercatat pada 112%. Sementara pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat berada pada 10,5% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 97%. Rasio-rasio ini cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Secara keseluruhan aset Bank Jago tercatat sebesar Rp15,82 triliun, tumbuh 44,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.