Selama kuartal I 2022 BRI salurkan kredit ke green sector sebesar Rp639,9 triliun

- 6 Juni 2022 - 07:45

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengungkapkan pada kuartal I-2022 penyaluran kredit ke sektor hijau (green sector) sebesar Rp639,9 triliun atau tumbuh 13,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun pembiayaan tersebut didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp568,4 triliun.

digitalbank.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengungkapkan pada kuartal I-2022 penyaluran kredit ke sektor hijau (green sector) sebesar Rp639,9 triliun atau tumbuh 13,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun pembiayaan tersebut didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp568,4 triliun.

Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan, dari jumlah itu, sebesar Rp45,2 triliun ke sektor pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan lahan berkelanjutan, sebesar Rp14,6 triliun ke sektor clean transportation. Kemudian, sebesar Rp2,1 triliun kepada sektor green building dan sebesar Rp6,3 triliun ke sektor yang terkait renewable energy.

“Penyaluran pembiayaan ke sektor hijau tersebut juga ditopang oleh aksi korporasi perseroan, yakni penerbitan sustainability bond senilai 500 juta dolar AS pada 2019 lalu. Dana yang dihimpun perseroan tercatat telah digunakan aktivitas sosial sebesar 69 persen dan green projects sebesar 31 persen,” katanya dalam siaran persnya, Minggu (5/6).

Baca juga: Ditopang big data BRI kolaborasi dengan Tokopedia, apply Tokopedia Card bisa via aplikasi

Menurut dia, BRI terus berupaya menggalakkan komitmen dapat berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Adanya memanfaatkan perkembangan teknologi digital, perusahaan berkode saham BBRI itu ingin mengurangi potensi emisi karbon.

Perseroan, kata dia, menilai risiko kerusakan iklim secara tidak langsung memberi dampak pada operasional perbankan. Hal ini sejalan dengan implementasi environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) atau ESG.

“Perubahan iklim memiliki dampak signifikan yang secara tidak langsung memengaruhi perekonomian nasional yang kemudian berdampak pada kinerja perbankan. Risiko perubahan iklim ini dapat mempengaruhi kegiatan operasional nasabah pinjaman perbankan dan performa ekonomi mereka yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan mereka untuk membayar pinjaman yang telah diberikan oleh bank,” ujarnya.

Lebih lanjut Solichin mengatakan, peran penting bagi perseroan untuk menganalisa risiko perubahan iklim yang dihadapi oleh calon debitur dalam mempertimbangkan dampak yang akan dihadapi oleh perusahaan pada pinjaman yang diberikan.

Baca juga: Tabungan valas terus tumbuh, BRI hadirkan fitur konversi valas di Aplikasi BRImo

Adapun upayanya mengatasi dampak perubahan iklim, BRI sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di Indonesia terus meningkatkan pembiayaan pada sektor-sektor berkelanjutan.

Selain ditopang aksi korporasi perseroan, pembiayaan ke green sector juga ditopang oleh operasional layanan perseroan yang dalam hal penetrasi digital telah cukup tinggi. Sebagai contoh, implementasi BRISPOT yang menjadi solusi penyaluran kredit secara digital serta dapat mengurangi penggunaan kertas.

Di samping itu, adanya digital banking Super Apps BRImo yang menyediakan lebih dari seratus layanan dalam satu aplikasi saja, semakin membuat transaksi menjadi lebih ramah lingkungan. Adapun potensi pengurangan emisi dari digitalisasi di BRI bisa mencapai 1.233 KgCO2.

“Era digital memberikan berbagai peluang bagi perseroan. Produk dan jasa yang berbasis digital menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, proses digitalisasi berpotensi mendukung penurunan emisi dan penghematan sumber daya,” kata Solichin. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.