Rights issue Bank Neo Commerce oversubscribed, perseroan kantongi Rp2,5 triliun

- 22 Desember 2021 - 16:47

Emiten bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) meraih dana Rp 2,5 triliun melalui penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) atau rights issue.

digitalbank.id – PT Bank Neo Commerce Tbk. merampungkan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Kelima (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Penerbitan saham baru Bank Neo mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga lebih dari 400% atau sejumlah 679 juta saham atau setara dengan Rp882,5 miliar. Menurut catatan yang ada kelebihan permintaan atas rights issue ini bukan kali pertama. Pada HMETD IV Bank Neo Commerce juga mengalami oversubscribed.

Dirut PT Bank Neo Commerce Tbk. Tjandra Gunawan mengatakan, rights issue perseroan mengalami oversubscribed karena meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir. Apalagi setelah bank ini bertransformasi menjadi bank digital.

Baca juga: Gandeng Nikel, Bank Neo Commerce tawarkan pembiayaan di sektor kesehatan 

“Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat,” katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (22/12).

Menurut dia, pencapaian itu penting karena berarti Bank Neo Commerce telah berhasil meraih modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh OJK.

Dalam HMETD V ini, Bank Neo Commerce menawarkan 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp1.300 untuk setiap saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Bank Neo Commerce adalah sebesar Rp2,50 triliun.

 Bank Neo Commerce berhasil menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar di mana sampai pertengahan Desember 2021 nasabah Bank Neo Commerce mencapai 12,7 juta nasabah. “Rights issue ini berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini,” tambah Tjandra Gunawan.

Baca juga: Luncurkan kampanye Neoliuner, Bank Neo Commerce optimistis bisa perluas penetrasi pasar

Lebih jauh dia mengatakan dana yang diperoleh dari hasil PUT V seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional perbankan lainnya serta penguatan permodalan Perseroan.

Sebagai informasi, pada akhir periode pelaksanaannya pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98%, PT Gozco Capital 15,64%, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12%, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17%, dan sisanya pemegang saham publik 48,08%.

Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.