Rights issue Bank Ina perkuat strategi perusahaan terapkan digitalisasi dalam proses bisnis

Share post:

Bank Ina akan melakukan penambahan modal melalui rights issue pada semester II 2022. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mendukung peningkatan layanan dan produk perbankan kepada nasabah yang tentunya bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan.

digitalbank.id – PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) akan kembali melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue tahun ini. Dana yang diperoleh akan dipakai untuk modal kerja dan memperkuat strategi perusahaan dalam menerapkan digitalisasi proses bisnis.

Hal itu disampaikan Direktur Bank Ina Kiung Hui Ngo dalam keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan ini.

“Perseroan telah menyampaikan rencana untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun tahun ini,” katanya, Rabu (12/1).

Baca juga: Selain tambah modal, right issue Bank Nobu juga bisa dukung transformasi digital

Menurut dia, Bank Ina akan melakukan penambahan modal melalui rights issue pada semester II 2022. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mendukung peningkatan layanan dan produk perbankan kepada nasabah yang tentunya bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan.

“Seluruh dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja terkait pelaksanaan kegiatan operasional serta pengembangan usaha sesuai strategi perseroan untuk menerapkan digitalisasi dalam proses bisnis,” kata Kiung Hui Ngo.

Dari data yang ada BINA telah memenuhi kewajiban modal inti minimum Rp2 triliun pada akhir 2021. Bank Ina melakukan rights issue dan mendapat pernyataan efektif dari OJK pada 19 November 2021. Melalui aksi korporasi itu modal inti Bank Ina di akhir 2021 mencapai Rp2,33 triliun. Sementara tahun ini Bank Inamenargetkan ekspansi kredit tumbuh pesat tahun ini di kisaran 20%-30%.

Baca juga: Fenomena perang tech talent di industri bank digital mulai terlihat di Allo Bank

Sebelumnya, seperti dikutip kontan.co.id, Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan Bank Ina akan mempercepat proses digitalisasi bank dengan meluncurkan aplikasi digital yang diharapkan bisa dilakukan pada kuartal pertama tahun ini.

Fitur-fitur yang akan disediakan diantaranya customer on boarding, Qris, pengembangan dan penambahan fitur internet banking maupun mobile banking yg akan mempermudah para nasabah melakukan transaksi.

Baca juga: Narasi Allo Bank bisa salip Bank Jago di tikungan

Sebagaimana diungkapkan perseroan sebelumnya, Salim Group adalah ultimate shareholder atau pemegang saham pengendali Bank Ina Perdana lewat Indolife Pensiontama. Sejak 2020 lalu Salim Group resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Ina Perdana lewat Indolife Pensiontama.

Adapun bisnis Indolife Pensiontama bergerak di bidang asuransi jiwa dan dana pensiun sejak 1991. Perusahaan Salim Group yang satu ini dikenal memiliki kondisi keuangan yang kuat dan komitmen pelayanan yang prima dan sebagai low cost company. (HAN)

 

 

 

Related articles

Aplikasi JaKios besutan Bank DKI dan Pasar Jaya permudah pedagang menyewa kios

digitalbank.id - Bank DKI, dalam kolaborasinya bersama Perumda Pasar Jaya dan PakeKTP meluncurkan aplikasi “JaKios” sebagai upaya mewujudkan...

BRI Research Institute: Inklusi keuangan naik mencapai 93,1 persen

digitalbank.id - BRI Research Institute, Lembaga Riset milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan sektor usaha...

Target penyaluran kredit KCLN BNI 2023 Rp26,49 triliun, per Februari sudah Rp22,72 triliun

digitalbank.id - Kantor Cabang Luar Negeri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) telah...

Ini dia layanan fintech terpopuler di Indonesia, ini daftarnya…

digitalbank.id - DATAINDONESIA.id melansir ada lima jenis layanan finansial berbasis teknologi atau financial technology (fintech) dinobatkan sebagai yang...