Permintaan alat berat meningkat namun Mandiri Tunas Finance pilih menurunkan ekspektasi target

- 1 Februari 2022 - 17:39

Meskipun permintaan alat-alat sedang meningkat tajam akibat naiknya harga komoditas, namun PT Mandiri Tunas Finance (MTF) justru menurunkan ekspektasi target. Salah satu alasannya karena masih terbatasnya ketersediaan alat-alat berat baru.

digitalbank.id – “TAHUN ini Mandiri Tunas Finance (MTF) melihat realisasi segmen fleet tidak sampai 20 persen lagi dari portofolio, tapi kami coba setarakan nilainya dengan tahun lalu. Keterbatasan unit alat berat dan truk masih menjadi penghambat,” ujar Deputi Direktur MTF Albertus Hendi.

Dari sisi alat berat, Hendi menjelaskan kendati permintaannya tengah melesat terdorong tren kenaikan harga komoditas, keterbatasan unit mengharuskan debitur bersabar atau mengambil strategi lain, seperti sewa atau mengambil unit bekas. “Terutama brand besar, itu unitnya sulit sekali, harus inden dan otomatis tertunda. Bahkan, beberapa debitur kami yang sudah inden dari akhir tahun lalu baru bisa dapat di akhir kuartal I/2022. Maka dari itu, sekarang unit alat berat dan kendaraan komersial bekas juga lagi ramai dicari, namun MTF tidak melayani [pembiayaan bekas],” jelasnya.

Adapun, truk dan mobil niaga dinilai bakal sedikit terkikis oleh kebijakan standar emisi Euro 4 yang berlaku mulai April 2022, sehingga banyak debitur korporasi yang wait n see mengambil kredit investasi.

Menghadapi keadaan tersebut, perusahaan MTF lebih fokus mengejar pertumbuhan pembiayaan baru di segmen ritel, seiring strategi lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit korporasi. Hendi menjelaskan bahwa kredit kepada korporasi atau pelaku usaha di segmen fleet dipatok tidak tumbuh terlalu signifikan di tahun ini, hanya di kisaran Rp4-5 triliun dari target total pembiayaan Rp24 triliun sepanjang 2022.

Sebagai gambaran, target ini terbilang stagnan dengan capaian 2021 di mana segmen fleet juga mencapai Rp4 triliun dari total pembiayaan Rp20,5 triliun, alias 20 persen dari portofolio sesuai rencana MTF pada setiap periode. Lainnya, yaitu mobil operasional usaha, pun masih belum ramai, karena para debitur pelaku usaha tampak masih belum memprioritaskan pergantian kendaraan di masa pemulihan setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19. Sebagai gambaran, dari target kredit segmen fleet MTF di kisaran Rp4-5 triliun tersebut, diperkirakan separuhnya akan dikontribusikan oleh kredit alat berat, sebagian lainnya oleh produk pembiayaan fleet lainnya.

“Jadi walaupun harga nikel dan batubara lagi bagus sehingga permintaan alat berat dan truk naik, tapi dari sisi pembiayaan masih tersendat. Kami akan lihat lagi trennya di pertengahan tahun. Oleh karena itu, MTF akan fokus memaksimalkan segmen ritel, yaitu pembiayaan mobil baru dulu,” tegasnya.(SAF)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.