Perkuat komitmen di segmen green banking, BNI terbitkan green bond Rp5 triliun

- 12 Mei 2022 - 20:51

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kembali memperkuat komitmennya di segmen green banking dengan menerbitkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) maksimal Rp5 triliun.

digitalbank.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kembali memperkuat komitmennya di segmen green banking dengan menerbitkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) maksimal Rp5 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan green banking merupakan salah satu sektor yang masuk dalam kategori sangat strategis bagi perseroan. Selain karena manfaatnya yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang, BNI memiliki banyak nasabah, debitur, serta mitra yang dapat diajak untuk bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia.

“Green ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI. Tentunya seluruh Penawaran Umum Green Bond ini akan kami gunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori KUBL seperti arahan dari pemerintah dan otoritas,” kata Adi Sulistyowati dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5).

Baca juga: BNI dan Kedubes RI di Tokyo siapkan sentra distribusi untuk tekan biaya logistik UMKM

Menurut dia, surat utang yang ditawarkan terdiri dari 3 seri, yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun. Sebagai pioneer green banking, BNI menjadi bank nasional pertama yang menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah.

Selanjutnya, dana terhimpun akan digunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).

Adapun, kategori KUBL antara lain proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.

Di samping itu, BNI telah menyusun kerangka kerja green bond (green bond framework) yang didalamnya terdapat pengaturan mengenai mekanisme pemilihan proyek (project selection) dan penggunaan dana serta mekanisme pelaporan yang diperoleh dari Penawaran Umum Green Bond.

Baca juga: BNI Xpora jadi solusi terintegrasi dorong kapasitas dan kapabilitas bisnis UMKM

Adi Sulistyowati mengatakan BNI akan berkontribusi pada bidang pengembangan produk dan infrastruktur pasar, serta pendanaan proyek-proyek yang akan membantu mewujudkan Indonesia yang lebih berwawasan lingkungan di masa depan, seperti dalam sektor energi dan transportasi.

“Sebagai tanggapan terhadap permohonan pemerintah Indonesia dan OJK, perseroan sebagai perantara bagi pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia, berkomitmen untuk mendukung pembiayaan berwawasan lingkungan,” katanya.

Dia mengatakan bahwa pendekatan BNI dilandasi filosofi triple bottom line atau 3P, yakni people, planet, dan profit, yang menyatakan bahwa proyek-proyek yang disponsori BNI akan memberikan keuntungan pada masyarakat yang terdampak dan pada lingkungan di samping keuntungan finansial.

Baca juga: Bank BNI gandeng induk Shopee akuisisi Bank Mayora

“Kami juga menggunakan panduan dan kerangka kerja Perlindungan Lingkungan Hidup dan Sosial untuk mencapai komitmen tersebut, yang konsisten dengan hukum negara dan tunduk pada evaluasi berkala. Kerangka kerja dan panduan tersebut disebut sebagai Kerangka Kerja Manajemen Lingkungan Hidup dan Sosial dan Sistem Manajemen Lingkungan Hidup dan Sosial,” tambahnya.

Tercatat, pada kuartal I/2022, portofolio hijau BNI mencapai Rp170,5 triliun. Nilai ini mengambil porsi 28,9 persen dari total portofolio kredit BNI. Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp115,2 triliun. Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,3 triliun. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.