Indodana PayLater ngegas di pasar motor listrik, dorong transisi ke kendaraan hijau

- 23 April 2025 - 10:33

Indodana PayLater, layanan keuangan dari PT Indodana Multi Finance, resmi merambah sektor pembiayaan motor listrik sebagai langkah strategis mendukung transisi menuju kendaraan rendah emisi. Melalui skema cicilan fleksibel dan digitalisasi penuh, Indodana menawarkan solusi pembiayaan yang mudah dan terjangkau untuk berbagai merek motor listrik, sejalan dengan upaya pemerintah menurunkan emisi karbon dan mempercepat adopsi kendaraan listrik di masyarakat.


Fokus utama:

  1. Strategi Indodana PayLater dalam memperluas pembiayaan motor listrik sebagai bagian dari agenda keuangan berkelanjutan.
  2. Dukungan terhadap target pemerintah dan OJK dalam menurunkan emisi karbon lewat transportasi hijau.
  3. Kemudahan akses pembiayaan kendaraan listrik untuk masyarakat melalui sistem digital dan cicilan ringan.

PT Indodana Multi Finance melalui layanan Indodana PayLater meluncurkan inisiatif baru di sektor pembiayaan kendaraan listrik roda dua. Langkah ini mempertegas posisi perusahaan dalam mendukung agenda keuangan berkelanjutan dan mempercepat peralihan masyarakat ke moda transportasi ramah lingkungan.

“Pembiayaan berkelanjutan bukan hanya memenuhi regulasi, tetapi juga bentuk tanggung jawab kami terhadap generasi mendatang,” ujar Direktur PT Indodana Multi Finance, Iwan Dewanto, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4).

“Indodana PayLater hadir untuk mempercepat adopsi motor listrik dengan skema cicilan yang mudah, nyaman, dan terjangkau,” tambahnya.

Skema cicilan yang ditawarkan Indodana PayLater terbilang kompetitif, dengan tenor mulai dari 6 hingga 24 bulan. Proses pengajuan sepenuhnya digital, dan bisa rampung dalam waktu kurang dari lima menit. Pembiayaan ini mencakup berbagai merek motor listrik, mulai dari Element, E-Motor, Maka Motor, Offero, Pacific, SAIGE, Sunra, Yadea, hingga ZXTEC.

Langkah Indodana ini bukan tanpa alasan. Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% secara mandiri dan hingga 43,2% dengan dukungan internasional pada 2030, sebagaimana tertuang dalam Enhanced NDC (Nationally Determined Contribution). Sektor transportasi menjadi penyumbang besar emisi, sehingga elektrifikasi kendaraan menjadi strategi utama.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga akhir 2024 tercatat lebih dari 82 ribu unit motor listrik beroperasi di Indonesia. Pemerintah bahkan menargetkan produksi 600 ribu motor listrik pada 2025. Namun, tantangan utama masih pada keterjangkauan harga dan akses pembiayaan.

Indodana menangkap celah ini dengan menawarkan solusi pembiayaan yang inklusif. “Kami ingin membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan hidup hijau. Indodana PayLater siap berperan aktif dalam mendorong Indonesia menuju masa depan rendah karbon,” tambah Iwan.

Keputusan Indodana memperluas pembiayaan ke sektor kendaraan listrik juga sejalan dengan arah Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam laporan OJK terbaru, disebutkan bahwa portofolio pembiayaan hijau di Indonesia masih berada di kisaran 9% dari total pembiayaan nasional—jauh dari target yang ingin dicapai.

Dari perspektif bisnis, penetrasi pasar motor listrik di Indonesia masih tergolong kecil dibanding negara lain di Asia. Data dari ASEAN Automotive Federation menunjukkan bahwa kontribusi motor listrik terhadap total penjualan motor di Indonesia masih di bawah 1%, sementara di Vietnam sudah lebih dari 7% dan di Tiongkok mencapai lebih dari 30%.

Langkah Indodana dapat menjadi pendorong baru dalam membesarkan pangsa pasar kendaraan listrik nasional, dengan pendekatan yang lebih terjangkau dan berbasis teknologi.

Meski pembiayaan makin mudah, tantangan lainnya masih membayangi—mulai dari infrastruktur pengisian daya yang belum merata hingga belum konsistennya insentif fiskal bagi produsen dan konsumen motor listrik. “Kalau motor listrik ingin cepat berkembang, harus didukung oleh regulasi yang konsisten dan infrastruktur yang masif,” ujar Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa.

Dengan masuknya lembaga keuangan seperti Indodana, harapannya akan tumbuh ekosistem kendaraan listrik yang tidak hanya berbasis insentif pemerintah, tetapi juga dikuatkan oleh sektor swasta, fintech, dan pelaku usaha lokal. ■

Comments are closed.