
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mempertimbangkan revisi target pertumbuhan pembiayaan multifinance untuk tahun 2025, yang awalnya dipatok pada kisaran 8%-10%. Penurunan penjualan kendaraan yang terjadi sepanjang 2024 dan awal 2025 menjadi faktor utama perlambatan sektor ini. Meskipun demikian, pembiayaan kendaraan bekas diperkirakan masih bisa tumbuh positif meski dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Fokus utama:
- OJK akan merevisi target pertumbuhan yang awalnya diprediksi antara 8-10% seiring dengan dinamika ekonomi global dan domestik.
- Penurunan penjualan kendaraan, terutama mobil dan sepeda motor, berperan besar dalam melambatnya pertumbuhan pembiayaan multifinance.
- Pembiayaan kendaraan bekas tetap menjadi tumpuan yang diprediksi mampu tumbuh positif meski ada penurunan di sektor kendaraan baru.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi mendalam terhadap target pertumbuhan pembiayaan multifinance untuk tahun 2025. Target semula yang dipatok sebesar 8-10% kini akan ditinjau kembali, mengingat faktor ketidakpastian yang muncul akibat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya stabil dan dampak dari situasi domestik yang masih melambat.
Angka terbaru menunjukkan bahwa nilai piutang pembiayaan multifinance mengalami pertumbuhan sebesar 5,92% secara tahunan (YoY) pada Februari 2025, dengan total piutang mencapai Rp 504,33 triliun. Meski ada pertumbuhan positif, laju pertumbuhannya menurun signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan ini merupakan penurunan berturut-turut selama delapan bulan sejak Juli 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya di OJK, Agusman, menjelaskan bahwa penurunan tajam dalam sektor otomotif, khususnya penjualan kendaraan, menjadi salah satu pemicu utama melambatnya pertumbuhan pembiayaan. “Perlambatan pertumbuhan industri pembiayaan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan penjualan kendaraan yang merupakan salah satu objek pembiayaan terbesar,” ujar Agusman.
Data terbaru per Februari 2025 menunjukkan bahwa pembiayaan kendaraan bermotor hanya tumbuh 7,34% YoY, mencapai Rp 355,31 triliun. Kendati demikian, OJK masih optimistis bahwa pembiayaan kendaraan, khususnya jenis kendaraan bekas, dapat kembali mengalami peningkatan pada tahun 2025. Pembiayaan kendaraan bekas tercatat naik 15,56% YoY pada Februari 2025, dengan nilai total Rp 117,06 triliun.
Dalam situasi yang penuh tantangan ini, kendaraan bekas menjadi sektor yang relatif lebih stabil dalam industri pembiayaan. OJK memprediksi bahwa sektor ini masih memiliki potensi untuk tumbuh positif meski ekonomi global dan domestik sedang mengalami ketidakpastian. “Pembiayaan kendaraan bekas dapat terus tumbuh meskipun dalam dinamika perekonomian yang penuh tantangan,” tambah Agusman.
Meski sektor otomotif menghadapi sejumlah hambatan, OJK optimistis sektor ini dapat menjadi penopang bagi pertumbuhan pembiayaan multifinance di tahun mendatang, dengan proyeksi yang lebih hati-hati namun realistis. Hal ini penting mengingat bahwa pembiayaan kendaraan bekas memberikan kontribusi signifikan dalam total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan multifinance. ■