Kinerja makin moncer, FIF bukukan laba bersih Rp4,4 triliun di 2024

- 6 Maret 2025 - 08:49

PT Federal International Finance (FIF), anak usaha Astra Financial, mencatatkan pertumbuhan kinerja solid di 2024 dengan laba bersih mencapai Rp4,4 triliun, naik 7,5% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 8,5% menjadi Rp45,9 triliun dan pengelolaan risiko yang disiplin. FIF juga mencatat Net-Service Asset (NSA) sebesar Rp46,7 triliun dan menjaga rasio kredit bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) di level sehat 1,18%, mencerminkan fundamental bisnis yang kokoh di tengah tantangan ekonomi.


Fokus utama:

  1. FIF membukukan laba bersih Rp4,4 triliun, didorong oleh peningkatan pembiayaan dan efisiensi operasional.
  2. Kredit yang disalurkan meningkat 8,5% dibanding tahun sebelumnya, menandakan permintaan yang kuat di sektor otomotif dan konsumsi.
  3. FIF berhasil menjaga rasio Non-Performing Financing (NPF) di level 1,18%, menegaskan kualitas portofolio yang sehat.

PT Federal International Finance (FIF), salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia dan bagian dari Astra Financial, membukukan kinerja impresif sepanjang 2024. Perusahaan ini mencatatkan laba bersih Rp4,4 triliun, naik 7,5% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,1 triliun.

“Kinerja positif ini mencerminkan strategi bisnis yang tepat dalam menghadapi dinamika pasar dan menjaga profitabilitas,” ujar Direktur FIF, Valentina Chai, dalam keterangan resminya, Rabu (5/3).

Pendorong utama pertumbuhan laba adalah peningkatan penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp45,9 triliun, naik 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini selaras dengan meningkatnya jumlah unit yang dibiayai menjadi 3,2 juta unit, tumbuh 2,3% dari 2023.

FIF juga mencatatkan Net-Service Asset (NSA) sebesar Rp46,7 triliun, meningkat signifikan 16,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. NSA merupakan indikator kinerja yang mencerminkan portofolio pembiayaan bersih setelah dikurangi cadangan risiko.

Di tengah ekspansi bisnis, FIF tetap disiplin dalam manajemen risiko. Rasio Non-Performing Financing (NPF) gross terjaga di level 1,18%, jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Ini membuktikan bahwa strategi manajemen risiko FIF berjalan efektif dalam menjaga kualitas aset,” tambah Valentina.

Keberhasilan FIF dalam mempertahankan kinerja kuat mencerminkan daya tahan industri pembiayaan di Indonesia. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, daya beli masyarakat yang membaik serta stabilitas sektor otomotif dan elektronik menjadi faktor pendukung utama.

FIF juga terus memperkuat sinergi dengan Astra Group serta mengembangkan layanan digital untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas bagi konsumen. “Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat Indonesia,” kata Valentina.

Dengan fundamental bisnis yang kuat, FIF optimistis dapat terus bertumbuh dan berkontribusi pada perekonomian nasional. ■

Comments are closed.