Profit perusahaan pembiayaan tergerus karena kenaikan harga BBM

- 19 September 2022 - 08:30

digitalbank.id – OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan menggerus laba industri multifinance. Bambang W Budiawan, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK 2B, mengatakan kenaikan harga BBM dapat menurunkan daya beli masyarakat dan kemampuan debitur untuk membayar KPR.

Berdasarkan data historis pertumbuhan industri keuangan, terutama pada periode kenaikan harga BBM seperti tahun 2006 dan 2015, tren pertumbuhan keuangan di Indonesia tetap positif dan meningkat. Namun, dampak kenaikan harga BBM berdampak cukup besar terhadap pendapatan perseroan.

“Tentu saja, itu akan mempengaruhi pemberi pinjaman harus menghitung ulang masalah harga. NPF (Non-performing loan) dimungkinkan ketika harga naik dan kemampuan membayar cicilan menurun. Oleh karena itu, tantangan ke depan adalah untuk memungkinkan perusahaan keuangan menanggung biaya refinancing. Saya kira laba perusahaan keuangan sedikit disesuaikan secara industri,” kata Bambang dalam webinar yang dikutip, Minggu (18/9/2022).

OJK mencatat bahwa piutang pembiayaan untuk Juli 2022 meningkat 7,12% year-on-year mencapai Rs 384,63 triliun. Laba industri keuangan juga meningkat 33,72% YoY menjadi Rp10,1 triliun pada Juli 2022. Sementara itu, total NPF industri keuangan tercatat turun dari 3,95% pada Juli 2021 menjadi 2,72% pada Juli 2022.

“[Pembiayaan] akan tetap tumbuh, cuma dari sisi pricing mungkin enggak bisa naik. Sebaiknya sih enggak naik agar tidak jadi NPF. Efisiensi cost of fund harus dijaga. Dengan kata lain tipis-tipis aja margin-nya,” kata Bambang. Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) masih optimistis kinerja laba-rugi pemain masih bisa lebih baik ketimbang tahun lalu, kendati tantangan dari potensi pelemahan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM.

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno optimistis kinerja keuangan para pemain pada periode ini tak akan terlalu terdampak, karena kesempatan untuk berekspansi dan memulihkan kinerja seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19 telah terbuka selama kurun waktu setahun belakangan. “Kondisi industri sampai bulan Agustus, kinerja laba-rugi para pemain terbilang baik, terlihat terus bertumbuh. Kami optimistis masih sesuai dengan proyeksi yang ada, dengan nominal lebih baik ketimbang tahun lalu,” ujarnya.(SAF)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.