digitalbank.id – MELIHAT kinerja keuangan perusahaan pembiayaan PT Mitsubishi HC Capital and Finance Indonesia (MHCI) mengalami kontraksi. Dari sisi kinerja laba-rugi, total pendapatan MHCI turun dari Rp441,2 miliar menjadi Rp349,79 miliar. Hal ini terutama karena sumber pendapatan pada 2021 hanya ada di produk sewa pembiayaan di kisaran Rp339 miliar, sementara capital financing dan factoring income sama-sama nihil. Namun, dengan efisiensi beban, laba sebelum pajak MHCI bisa terangkat ke Rp110,63 miliar, hanya turun 11 persen (year-on-year/yoy).
Meski demikian, laba bersih setelah pajak pun masih berhasil dibukukan di Rp84,83 miliar. Beruntung, MHCI masih bisa mengandalkan pendapatan komprehensif lain-lain di samping cuan kegiatan operasional, terutama dampak dari perhitungan ulang komponen hak dan kewajiban dua entitas setelah melakukan aksi penggabungan. Terkini, laba komprehensif MHCI mencapai Rp119,78 miliar, naik 67,7 persen (yoy) dari sebelumnya senilai Rp71,39 miliar.
Seperti diketahui, MHCI saat ini masih dalam fase pemulihan dan penyesuaian setelah melakukan aksi merger pada kuartal IV/2021. Leasing yang dominan melayani segmen korporasi ini merupakan pengabungan Hitachi Capital ke dalam PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merestui dan memberikan izin kepada entitas dengan nama baru tersebut per Oktober 2021. Hal ini juga sejalan dengan bergabungnya induk usaha, PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Company Limited dan Hitachi Capital Corp menjadi Mitsubishi HC Capital Inc. (MHC) pada April 2021.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, MHCI masih dalam tren penurunan aset akibat dampak pandemi Covid-19. Sebagai perbandingan, aset MHCI pada 2019 mencapai Rp6,19 triliun, kemudian menjadi Rp5,04 triliun pada 2020 dan Rp4,41 triliun pada 2021. Tampak bahwa hal ini disebabkan piutang sewa pembiayaan alias finance lease sebagai portofolio andalan penopang aset MHCI turun dari Rp4,83 triliun pada 2020 menjadi Rp4,29 triliun pada 2021.
Pembiayaan factoring atau anjak piutang buat korporasi juga turun dari Rp20,29 miliar menjadi Rp9,49 miliar. Bergeser ke sisi liabilitas, MHCI tampak masih bisa mendapatkan pasokan pendanaan dari pinjaman perbankan yang stabil di tengah kondisi menantang. Tepatnya, dari Rp3,9 triliun pada 2020, hanya turun tipis menjadi Rp3,2 triliun pada 2021. Hal ini mencerminkan kepercayaan bank atas latar belakangnya yang kuat sebagai leasing di bawah entitas korporasi multinasional. Pendanaan yang stabil ini pun berpotensi menjadi kartu As dalam rangka ekspansi pembiayaan pada periode berikutnya.(SAF)