Milenial dan Gen Z, kelompok digital native pewaris kekayaan US$68 triliun baby boomer

- 7 Desember 2021 - 07:44

Kelompok muda saat ini sangat dipengaruhi oleh lompatan teknologi yang sangat cepat yang disebabkan oleh krisis keuangan yang melanda dunia pada tahun 2008 lalu.

digitalbank.id – Pertumbuhan bank digital yang eksponensial, ternyata berbanding lurus dengan potensi ekonomi dan keuangan yang dimiliki oleh milenial dan gen Z saat ini.

Milenial dan Gen Z ( dua kelompok yang lahir direntang 1980 – 2010), dalam satu dasawarsa lagi, oleh banyak pengamat ekonomi dan keuangan, bakal menggeser peran kelompok baby boomer.

Setidaknya, kesimpulan itu diperkuat oleh hasil jejak pendapat yang dilakukan oleh Global DeVere Group terhadap responden dan klien dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Latin dan Inggris.

Jejak pendapat yang diperoleh dari tidak kurang 550 orang generasi Y dan Z itu, menunjukan hasil yang cukup membuat industri perbankan harus secepatnya berbenah diri.

Baca juga: Tak paham selera “High Earners, Not Rich Yet”, jangan harap bank dapat cuan

Bagaimana tidak. Hasil jejak pendapat itu menunjukan lebih dari 60 persen generasi milenial dan Z, kini sudah benar-benar beralih dari bank konvensional ke bank yang benar-benar beroperasi secara digital.

Penelitian yang dilakukan pertengahan 2021 lalu itu juga, mengisyaratkan alasan mengapa kedua generasi itu, setidaknya menurut Global deVere group, sebuah lembaga konsultan keuangan yang berpusat di Dubai, menyimpulkan bahwa kepercayaan kelompok ini terhadap bank tradisional sudah nyaris hilang.

Apalagi, tingginya ekspektasi kelompok muda ini, tidak dapat dijangkau oleh bank model lama. Penyebabnya, antara lain, karena kelompok milenial dan gen Z, tumbuh paling cepat. Dan yang kedua, mereka adalah pewaris kekayaan terbesar sepanjang sejarah yang ada.

Baca juga: Survei membuktikan, lebih dari 50% generasi milenial pilih bank digital

Menurut sebuah kalkulasi, jumlah kekayaan yang akan mereka dapatkan dari generasi baby boomer ditaksir berjumlah US$68 triliun. Kekayaan itu merupakan warisan yang bakal diterima oleh para milenial dan Gen Z pada dekade mendatang.

Pendiri dan CEO deVere Group, Nigel Green juga menyebut, kelompok muda saat ini sangat dipengaruhi oleh lompatan teknologi yang sangat cepat yang disebabkan oleh krisis keuangan yang melanda dunia pada tahun 2008 lalu.

Akibat krisis global yang terjadi itulah, kehadiran teknologi keuangan sekarang ini membuat mereka nyaman dan membantu mereka mengakses, mengelola dan menggunakan uang mereka dengan bantuan teknologi digital. “Kaum muda ini tumbuh bersama teknologi. Mereka adalah digital natives sesungguhnya,” kata Green.

Para milenial dan gen Z ini, sekarang bisa mendapat akses dan kontrol langsung terhadap keuangan mereka secara mudah dalam satu genggaman dan sapuan pada smartphone-nya.

Dengan digitalisasi itu, mereka juga tahu kapan harus mengontrol pengeluaran dan kebiasaan belanja, mentransfer dan membayar tagihan di berbagai fitur, panduan berbagai masalah keuangan mereka secara real time dalam satu ketukan.

Baca juga: Siswa SMP harus masuk ekosistem tabungan berbasis digital

Pendeknya, pandangan kaum ini terhadap banyak hal amat dipengaruhi dan dibentuk oleh teknologi. “Dalam banyak kasus, kebutuhan yang diinginkan oleh generasi ini, sudah tidak dapat lagi dijawab oleh bank konvensional,” tutup Green.

Tak berlebihan kiranya, jika pakar transformasi bank digital, Bayu Prawira Hie
Juga mewanti-wanti persoalan ini. Menurutnya, bank konvensional sudah harus bertransformasi secara digital secepatnya. “Kita cuma punya waktu 3 tahun. Kalau tidak, bank model lama akan benar-benar ditinggalkan,” ujarnya.

Waktu 3 tahun, memang bukan waktu yang cukup untuk sebuah bank bertansformasi. Akan selalu ada yang bertahan dan lenyap oleh perubahan jaman. Apalagi teknologi tak punya kesabaran, sama halnya dengan generasi milenial dan Gen Z. (LUK)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.