Laba Maybank Indonesia menyusut, ini beberapa faktor penyebabnya

- 19 Februari 2023 - 19:14

PT Bank Maybank Indonesia Tbk atau Maybank Indonesia mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp2,04 triliun selama 2022 atau menyusut 7,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp2,2 triliun.

digitalbank.id – PT Bank Maybank Indonesia Tbk atau Maybank Indonesia mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp2,04 triliun selama 2022 atau menyusut 7,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp2,2 triliun.

Menurut Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria, ada bebeeapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan laba.

“Terutama disebabkan akibat terjadinya penurunan loan yields akibat persaingan ketat di industri, serta penurunan pendapatan dari Global Markets (GM), bancassurance dan wealth management,” katanya akhir pekan lalu.

Namun menurut Taswin, bank mencatat biaya dana (cost of funds) membaik dan membukukan provisi yang lebih rendah, seiring dengan membaiknya kualitas kredit.

Taswin mengatakan, Marjin Bunga Bersih (NIM) meningkat sebesar 36 bps menjadi 5,1% pada Desember 2022, didukung oleh biaya dana yang lebih rendah dan saldo CASA yang lebih tinggi, serta pertumbuhan pembiayaan otomotif (auto-loan) dengan marjin yang lebih tinggi.

“Bank mencatat pendapatan fee (fee-based income) turun 15,8%, disebabkan oleh pendapatan fee Global Market yang turun 62,7% yoy akibat kenaikan suku bunga global dan volatilitas pasar,” katanya.

Selain itu, pendapatan dari layanan valas ritel telah mengalami perbaikan yang berasal dari kantor-kantor cabang di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Total kredit tumbuh 5,9% menjadi Rp 107,82 triliun dari Rp 101,77 triliun pada tahun sebelumnya yang didukung oleh peningkatan pembiayaan pada segmen korporasi dan ritel.

Kredit segmen korporasi yaitu global banking tumbuh 7,1% menjadi Rp40,65 triliun dari Rp37,95 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara total kredit Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-Ritel tumbuh 5,2% menjadi Rp67,17 triliun dari Rp63,82 triliun.

Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, kredit segmen CFS Ritel secara signifikan tumbuh 13,6% menjadi Rp38,99 triliun dari Rp34,32 triliun, didukung pertumbuhan pembiayaan otomotif sebesar 22,6% yoy, bisnis kartu kredit dan KTA sebesar 14,7% yoy, dan KPR sebesar 4,6% yoy.

Kredit segmen CFS Non-retail Maybank Indonesia terdiri dari Business Banking, Small and Medium Enterprises (SME+) dan Retail Small and Medium Enterprises (RSME). Pada 2022, segmen RSME telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan sebesar 4,5% menjadi Rp 12,77 triliun dari Rp 12,23 triliun.

“Hal ini didukung oleh upaya bank dalam melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan non-ritel dengan memfokuskan penyaluran kredit pada segmen UKM,” demikian Taswin. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.