Jor-joran investasi teknologi, Bank Neo kembali akan lakukan rights issue di kuartal I-2022

- 30 Desember 2021 - 09:07

Dana hasil rights issue Bank Neo Commerce di kuartal I-2022 sebagian besar (50%-60%) akan dialokasikan untuk investasi teknologi. Sisanya ditujukan untuk kegiatan operasional, seperti marketing, edukasi, dan pengembangan sumber daya manusia.

digitalbank.id – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mengumumkan akan kembali melakukan rights issue di kuartal I/2022 dengan target perolehan dana sekitar Rp5 triliun. Langkah ini dilakukan seiring dengan bisnis perseroan yang terus tumbuh.

Selain itu, menurut Dirut Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan, rights issue dilakukan seiring dengan proses digitalisasi di Indonesia yang diperkirakan bakal lebih masif pada tahun-tahun mendatang.

“Jika bicara aksi korporasi adalah penambahan modal. Jadi, akan ada rights issue keenam, rencananya di kuartal pertama 2022. Kami sudah merencanakan kurang lebih double dari angka sebelumnya, yaitu Rp5 triliun,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (29/12).

Baca juga: Bank Fama beri pengumuman resmi usai diakuisisi Emtek

Dia mengatakan, 50%-60% dana dari penggalangan modal itu akan dialokasikan untuk investasi teknologi. Sisanya ditujukan untuk kegiatan operasional, seperti marketing, edukasi, dan pengembangan sumber daya manusia.”

Tak hanya itu, Bank Neo Commerce juga berencana meningkatkan fitur layanan, seperti digital lending yang saat ini baru tersedia di aplikasi Akulaku. Pada 2022, layanan tersebut bakal tersedia di platform emiten bank dengan sandi BBYB ini.

Bank Neo Commerce juga akan bekerja sama Open API dengan beberapa partner strategis, termasuk juga lending kepada UMKM yang akan dilakukan aktif pada 2022. “Itu salah satu plan kami untuk tahun depan,” katanya.

Baca juga: Persaingan bank digital bakal makin ramai pasca tuntasnya akuisisi Emtek atas Bank Fama

Berdasarkan catatan, BBYB tahun ini merupakan emiten bank yang aktif melakukan rights issue. Bank Neo Commerce sudah dua kali melakukan penawaran umum terbatas (PUT) IV serta V masing-masing pada 31 Mei dan 18 November 2021.

Pada rights issue pertama BBYB mengantongi nilai emisi sebesar Rp249,82 miliar, kemudian aksi kedua memperoleh Rp2,5 triliun. Pada PUT V, misalnya, penerbitan saham baru BBYB mengalami oversubscribed hingga 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar. Adapun, jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 1.927.162.193 saham dengan harga pelaksanaan Rp1.300 per saham.

Aksi rights issue juga berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini. Pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 adalah PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98% dan PT Gozco Capital 15,64%. Selain itu, ada Rockcore Financial Technology Co. Ltd yang memegang 6,12% saham BBYB, Yellow Brick Enterprise Ltd. sebesar 5,17%, dan sisanya pemegang saham publik sebanyak 48,08%.

Baca juga: Rights Issue Allo Bank masih belum efektif di Desember 2021

“Rights issue perseroan yang mengalami oversubscribed disebabkan oleh tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perseroan dalam 10 bulan terakhir. Sampai kini jumlah pengguna Bank Neo mencapai 13,2 juta nasabah,” tandasnya. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.