Ini serius, BRI imbau nasabah tak install aplikasi sembarangan agar terhindar dari aksi soceng

- 10 Desember 2022 - 05:18

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) secara gencar telah mengimbau kepada nasabah untuk waspada terhadap modus kejahatan social engineering (soceng) yang kian marak. Menginstall aplikasi sembarangan dinilai rawan aksi soceng.

digitalbank.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) secara gencar telah mengimbau kepada nasabah untuk waspada terhadap modus kejahatan social engineering (soceng) yang kian marak. Menginstall aplikasi sembarangan dinilai rawan aksi soceng.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan BRI secara masif terus melakukan himbauan kepada nasabah dan masyarakat agar lebih berhati-hati, serta tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi.

Selain itu, nasabah juga diimbau meningkatkan kewaspadaan dengan tidak memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan yang bersifat rahasia seperti pengguna id mobile banking, password, PIN, One Time Password (OTP) kepada pihak mana pun, termasuk yang mengatasnamakan BRI.

“Tapi, apabila masyarakat sudah terlanjur menginstall aplikasi yang tidak dikenal, dimbau untuk segera melakukan uninstall aplikasi tersebut,” ujarnya, Jumat (9/12).

Lebih lanjut dia mengatakan nasabah dan masyarakat agar lebih berhati-hati dengan modus kejahatan perbankan tersebut.

“Kami berharap korban dari kejahatan perbankan tidak bertambah. Nasabah agar selalu waspada terhadap berbagai modus tindak kejahatan social engineering. Kerahasiaan data pribadi dan data transaksi perbankan harus terus dijaga, tidak hanya oleh pihak bank, namun juga oleh nasabah,” tuturnya.

Soceng merupakan salah satu modus kejahatan dengan memanipulasi kondisi psikologis korban. Modus kejahatan ini sangat bahaya karena rekening tabungan kita bisa dikuras tanpa kita sadari. Untuk itu, perlunya mengetahui modus soceng yang lagi marak ini.

Terbaru, modus penipuan yang marak terjadi, yakni permintaan untuk install aplikasi yang mengatasnamakan jasa ekspedisi atau kurir pengiriman barang. Pelaku berpura-pura sebagai kurir dan mengirimkan file ekstensi APK, disertai foto paket kepada korban. Korban pun diminta untuk mengeklik dan meng-install aplikasi tersebut.

Selanjutnya, korban harus menyetujui hak akses (permission) terhadap aplikasi sehingga dari sana data pribadi yang bersifat rahasia dalam handphone korban bisa dicuri oleh pelaku.

Adapun data yang dicuri bisa sangat beragam, data yang bersifat pribadi dan berbagai informasi yang masuk melalui SMS, termasuk data perbankan yang bersifat rahasia seperti OTP (One Time Password) dan data lainnya dapat diambil oleh fraudster.

Lebih lanjut Aestika mengatakan jika nasabah mendapat notifikasi melalui SMS, surat elektronik atas transaksi yang tidak dilakukan, agar dapat segera menghubungi Contact BRI yang resmi di 14017/1500017.

Nasabah juga diimbau untuk tidak mudah percaya kepada akun-akun social media tidak resmi yang mengatasnamakan BRI. “Kami secara proaktif terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengungkap dan menangkap berbagai tindakan kejahatan perbankan yang merugikan nasabah dan masyarakat secara umum,” katanya.

Untuk mengembangkan keamanan siber, BRI telah mengadopsi kerangka kerja keamanan siber dari National Institute of Standard and Technology (NIST) yaitu NIST CSF (Cybersecurity Framework).

Selain pengamanan menggunakan teknologi, BRI sudah memiliki Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) dengan sertifikasi dari BSSN yang siap menindaklanjuti setiap insiden yang terjadi sehingga risikonya bisa dimitigasi dan BRI dapat melakukan perbaikan-perbaikan apabila diperlukan untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan siber ke depannya. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.