Gubernur BI: Indonesia terus pacu diversifikasi mata uang!

Share post:

digitalbank.id – Bank Indonesia mencatat pada periode Januari-Februari 2023, transaksi melalui LCT (local currency transaction) telah mencapai US$957 juta dengan jumlah pelaku LCT saat ini mencapai 2.014 pelaku, meningkat 274 pelaku dari kondisi 2022 yang kala itu sebanyak 1.740 pelaku. 

Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Sinyal positif ini beberapa waktu lalu pernah disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo seraya menegaskan pentingnya bagi bank sentral Asean untuk memperkuat koordinasi agar mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.   “Asean perlu untuk mempererat kerja sama dan mengambil langkah kolektif yang berkaitan dengan recovery-rebuilding, digital economy and sustainability,” kata Dody.

Trend positif ini tentu sangat menggembirakan. Bahkan Perry Warjiyo membantah adanya rencana dedolarisasi yang hendak dilakukan Indonesia.  Dia menjelaskan bahwa Idonesia saat ini tengah melakukan diversifikasi mata uang. Artinya dalam setiap transaksi perdagangan dan investasi tidak hanya mengandalkan dolar Amerika Serikat (AS).

Lebih lanjut Perry menjelaskan dirinya tidak mendengar adanya usulan dedolarisasi, namun lebih kepada diversifikasi penggunaan mata uang dalam bentuk local currency transaction (LCT).  “Indonesia sudah mulai menggagas diversifikasi penggunana mata uang, yaitu dalam bentuk local currency transaction itu adalah diversiifkasi,” ungkapnya seperti dikutip dalam YouTube Bank Indonesia, Selasa (18/4/2023). 

LCT dalam hal ini melalui Asean payment connectivity untuk transaksi antarnegara, seperti yang sudah Indonesia lakukan menggunakan QRIS crossborder ataupun fast payment.  QRIS crossborder adalah sistem pembayaran kode QR yang dapat digunakan lintas negara.

Dengan QRIS antarnegara, transaksi antarnegara tidak perlu lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang lagi saat berbelanja di negara yang dikunjunginya, cukup dengan memindai kode QR. “Itu diversifikasi penggunaan mata uang ke arah lokal daripada penggunaan dolar, itu arahnya sama,” tambahnya. 

Berbeda dengan negara-negara aliansi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang berencana melakukan dedolarisasi dengan membuat mata uang tersendiri dan menggantikan dolar AS dalam perdagangan global, realisasi diversifikasi di negara Asean sudah lebih konkret. 

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menerapkan divesifikasi melalu LCT dan telah bekerja sama dengan empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Jepang, dan China.  Rencananya pada awal Mei 2023, Indonesia juga akan meneken kerja sama dengan Korea Selatan untuk transaksi menggunakan LCT.  “Sebentar lagi awal Mei kami akan menandatangani dengan Korea untuk LCT,” ujar Perry.  ■

Related articles

Sebagai teknologi disruptif, peluang bisnis AI di Indonesia sangat besar

digitalbank.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kian pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kelahiran berbagai model AI...

Aksi peretasan Volt Typhoon kian marak, Palo Alto bagikan langkah memitigasi ancaman serius ini

digitalbank.id - Penyelidikan yang dilakukan oleh Microsoft terhadap aktivitas berbahaya Volt Typhoon mengungkap bahwa infrastruktur penting dapat disusupi...

Hijra Bank targetkan penyaluran KPR syariah Rp100 miliar sepanjang 2023

digitalbank.id - PT BPRS Hijra Alami (Hijra Bank) sepanjang 2023 ini menargetkan mampu menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)...

UUS Maybank optimistis pengembangan pasar repo jadi pondasi penting dalam industri perbankan syariah

digitalbank.id - PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) melalui Unit Usaha Syariah (UUS), melakukan penandatanganan...