Total pendanaan PinjamDuit tembus Rp14,09 triliun dengan 2,5 juta pemimjam

- 29 Maret 2025 - 19:01

Sejak mulai beroperasi pada 2018, platform fintech P2P lending PinjamDuit telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp14,09 triliun kepada 2,5 juta peminjam. Dengan fokus pada pembiayaan multiguna, PinjamDuit berupaya mendukung pertumbuhan UMKM dan memperluas inklusi keuangan di Indonesia melalui layanan berbasis teknologi.


Fokus utama:

  1. Akumulasi pendanaan mencapai Rp14,09 triliun dengan jangkauan luas ke berbagai kalangan.
  2. Pembiayaan yang fleksibel dan proses cepat mendorong pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang.
  3. Teknologi dan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan layanan yang transparan dan bertanggung jawab.

Sejak beroperasi pada 2018, fintech peer-to-peer (P2P) lending PinjamDuit terus menunjukkan pertumbuhan pesat. Hingga kini, total pendanaan yang disalurkan mencapai Rp14,09 triliun kepada 2,5 juta peminjam. Platform ini berperan dalam mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekaligus memperluas inklusi keuangan di Indonesia.

“PinjamDuit menawarkan berbagai produk pinjaman dengan tenor fleksibel dan persyaratan yang mudah. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan yang transparan dan bertanggung jawab,” ujar Commercial and Relation Manager PinjamDuit, Vivi Linda, dalam keterangan pers, Sabtu (29/3).

Sebagai platform yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PinjamDuit mengadopsi teknologi terkini untuk memastikan keamanan data dan kenyamanan pengguna. Menurut Vivi, kehadiran fintech lending seperti PinjamDuit mampu menjadi solusi pembiayaan bagi UMKM yang membutuhkan modal kerja dengan proses yang lebih cepat dibandingkan pinjaman konvensional.

Solusi Cepat bagi Pelaku Usaha Salah satu contoh nyata adalah Kurniawan, seorang wirausaha yang menjalankan dua waralaba minuman selama lebih dari satu dekade. Dalam upayanya mengembangkan bisnis, ia mengajukan pinjaman melalui PinjamDuit.

“Saya memilih PinjamDuit karena prosesnya cepat dan tidak ribet. Saya hanya perlu menyediakan kartu identitas (KTP). Selain itu, tenor pinjaman yang fleksibel, yaitu dua bulan, sangat membantu saya dalam mengatur arus kas usaha,” ungkapnya.

Dengan tambahan modal dari PinjamDuit, Kurniawan berhasil meningkatkan stok bahan baku dan memperluas bisnisnya. Dampaknya cukup signifikan—omzet waralabanya melonjak hingga Rp30 juta per bulan, memungkinkannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Peran Fintech dalam Inklusi Keuangan Dalam laporan OJK terbaru, sektor fintech P2P lending terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, dengan total penyaluran pinjaman nasional mencapai Rp249,9 triliun pada 2024. Meski demikian, industri ini juga menghadapi tantangan, seperti meningkatnya risiko kredit macet di segmen peminjam muda. Data menunjukkan bahwa 3,22 juta anak muda mengalami kesulitan dalam membayar utang P2P lending, menyoroti pentingnya edukasi keuangan bagi masyarakat.

Namun, dengan adanya pengawasan ketat dari OJK serta penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam analisis kredit, perusahaan seperti PinjamDuit dapat memitigasi risiko tersebut dan tetap memberikan akses pendanaan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Masa Depan Fintech P2P Lending Prospek fintech P2P lending di Indonesia masih sangat besar, terutama dalam mendukung sektor UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan regulasi yang semakin diperketat dan edukasi keuangan yang lebih luas, layanan seperti PinjamDuit dapat terus berkembang dan berkontribusi terhadap ekonomi digital Indonesia. ■

Comments are closed.