
Instapay Technologies, fintech terkemuka asal Malaysia, resmi berekspansi ke Indonesia dengan menggandeng Amar Bank. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan inklusi keuangan bagi pekerja yang belum memiliki akses perbankan dengan solusi Embedded Banking dan customer lending. Dengan populasi muda yang dinamis dan ekonomi digital yang berkembang pesat, Instapay melihat Indonesia sebagai pasar strategis untuk ekspansi.
Fokus utama:
- Instapay memasuki pasar Indonesia melalui kemitraan strategis dengan Amar Bank untuk menyediakan layanan perbankan digital bagi masyarakat underserved.
- Kemitraan ini menghadirkan inovasi perbankan digital yang memudahkan transaksi keuangan dan meningkatkan akses ke layanan keuangan formal.
- Dengan model berbasis teknologi, Instapay dan Amar Bank menargetkan peningkatan kesejahteraan pekerja dengan layanan perbankan yang lebih efisien dan terjangkau.
Fintech asal Malaysia, Instapay Technologies, resmi memasuki pasar Indonesia melalui kerja sama strategis dengan Amar Bank, pelopor perbankan digital di Indonesia. Kemitraan ini menghadirkan inovasi Embedded Banking, yang memungkinkan pekerja dengan akses terbatas ke layanan keuangan memperoleh fasilitas perbankan digital yang lebih inklusif dan terjangkau.
Instapay Technologies telah dikenal sebagai pemain utama di industri fintech Asia Tenggara. Perusahaan ini menyediakan solusi akun gaji digital, remitansi, dan berbagai layanan keuangan bagi ribuan pekerja serta pemberi kerja di kawasan tersebut. Kini, melalui kemitraan dengan Amar Bank, Instapay memperluas jangkauannya ke Indonesia, negara dengan populasi lebih dari 277 juta jiwa, di mana lebih dari 51% penduduknya masih belum memiliki akses ke layanan perbankan formal.
Menurut Rajnish Kumar, Co-founder dan CEO Instapay Technologies, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. “Dengan populasi muda yang dinamis, pertumbuhan PDB yang cepat, dan peralihan menuju ekonomi digital, kami melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat strategis,” ujarnya.
Kumar menambahkan bahwa peralihan perusahaan dari pembayaran tunai ke pembayaran digital menciptakan peluang besar bagi teknologi finansial. “Solusi kami yang terintegrasi dengan Embedded Banking dari Amar Bank akan meningkatkan pengalaman digital pelanggan sekaligus mengurangi biaya transaksi keuangan,” jelasnya.
Menurut data Bank Indonesia, transaksi keuangan digital di Indonesia terus mengalami lonjakan signifikan, dengan nilai transaksi uang elektronik mencapai lebih dari Rp400 triliun pada tahun 2024. Peralihan ini semakin membuka peluang bagi layanan seperti yang ditawarkan Instapay.
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari visi Amar Bank dalam memanfaatkan teknologi guna menjembatani kesenjangan finansial di Indonesia.
“Kami melihat potensi besar dalam Embedded Finance, yang memungkinkan berbagai layanan keuangan terintegrasi dalam satu platform secara seamless. Amar Bank dan Instapay memiliki visi yang sama dalam meningkatkan akses layanan keuangan bagi pekerja yang kurang terlayani,” kata Tulsian.
Amar Bank sendiri telah dikenal sebagai pelopor perbankan digital di Indonesia melalui produk seperti Tunaiku, platform pinjaman digital berbasis teknologi AI yang telah menjangkau lebih dari 5 juta pengguna. Dengan kolaborasi bersama Instapay, Amar Bank memperluas jangkauan layanan finansialnya kepada segmen yang lebih luas.
Kemitraan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi canggih Instapay serta infrastruktur Embedded Banking dari Amar Bank, layanan keuangan akan menjadi lebih mudah diakses, efisien, dan aman bagi pengguna.
Indonesia saat ini masih memiliki tantangan dalam inklusi keuangan, terutama bagi pekerja di sektor informal yang sering kali tidak memiliki akses ke rekening bank maupun layanan kredit formal. Model Embedded Banking yang diusung oleh Instapay dan Amar Bank dapat menjadi solusi untuk memperluas jangkauan perbankan digital ke segmen masyarakat ini.
Ke depan, kolaborasi semacam ini diprediksi akan semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya penetrasi internet dan smartphone di Indonesia. Dengan dukungan regulasi yang lebih adaptif terhadap fintech, pasar Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu yang paling dinamis dalam ekosistem keuangan digital di Asia Tenggara. ■