PT Astra Digital Arta (AstraPay), layanan dompet digital Grup Astra, menargetkan bisa menggandeng 15 juta pengguna dengan nominal transaksi mencapai Rp52,59 triliun gross transaction value (GTV) selama 2024.
Chief Executive Officer (CEO) AstraPay Rina Apriana mengatakan target ini sejalan dengan komitmen AstraPay untuk mendukung peningkatan pemahaman literasi keuangan digital bagi masyarakat dan mendorong kemajuan sistem pembayaran digital melalui optimalisasi QRIS di Indonesia.
Sejak kehadirannya pada September 2021AstraPay mendukung optimalisasi penggunaan QRIS secara lebih masif untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kalau berdasarkan data Bank Indonesia, titik QRIS itu sudah lebih dari 31 juta UMKM. Jadi, AstraPay bisa digunakan di semua titik yang sudah ada QRIS-nya atau UMKM yang sudah ada QRIS-nya itu,” ujarnya di Jakarta, pekan ini.
Menurut dia, total pengguna AstraPay sudah mencapai lebih dari 13 juta pengguna, dengan jumlah transaksi 32 juta kali per Mei 2024. Sedangkan, total nilai transaksinya sudah mencapai Rp19,03 triliun pada periode Januari-Mei 2024.
Sampai dengan akhir tahun 2024 nanti, AstraPay menargetkan 15 juta pengguna. “Dari 15 juta pengguna itu, transaksi yang kami targetkan sebesar 32 juta kali serta dengan GTV yang ditargetkan mencapai Rp52,59 triliun,” tambah Rina.
Direktur Grup Perlindungan Konsumen Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Diana Yumanita mengatakan, kehadiran AstraPay diharapkan dapat memberi andil dalam mengatasi tantangan di tengah pesatnya perkembangan sistem pembayaran digital saat ini.
Menurut Diana, pesatnya digitalisasi sistem pembayaran saat ini belum dibarengi dengan peningkatan literasi keuangan dan digital oleh masyarakat. Dia menilai, masih ada gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. “Rendahnya tingkat literasi tersebut, tentu dibutuhkan kolaborasi dari seluruh pihak untuk bisa mendorong pemahaman literasi keuangan yang lebih baik kedepannya,” kata Diana.
Lebih lanjut, Diana berharap, sistem pembayaran digital di Indonesia dapat semakin kuat, sehingga semakin memberikan dampak positif bagi perekonomian di Indonesia.
Adapun berdasarkan catatan Bank Indonesia, penetrasi QRIS secara nasional sejak 2021 hingga kuartal I-2024, volume transaksi QRIS telah mencapai 4,47 miliar dengan nominal transaksi mencapai Rp459,4 triliun. ■