Amartha: “UMKM yang dipimpin perempuan lebih sulit mendapatkan pendanaan”

- 26 Mei 2024 - 09:57

BEKERJA SAMA dengan lembaga internasional Women’s World Banking, SME Finance Forum, dan Accion, Amartha sukses menyelenggarakan “The 2024 Asia Grassroots Forum” yang digelar selama dua hari [21-22 Mei] di Jakarta.

Forum ini mengumpulkan investor, entrepreneur, inovator, dan para pembuat kebijakan dimana pemikiran yqng muncuk dalam forum ini akan digunakan untuk mengakselerasi potensi ekonomi akar rumput Asia. Di kawasan Asia Tenggara, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang msrupakan bagian ekonomi akar rumput mendukung 40% dari ekonomi wilayah tersebut.

Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha bilang, forum ini digelar dan bertujuan menjadi pendorong kolaborasi, mengumpulkan berbagai experts di bidang teknologi dan keuangan.

“Bersama-sama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh untuk kemajuan ekonomi akar rumput,” katanya.

Amartha, kata dia, mengajak masyarakat umum untuk bergabung, dan berkolaborasi dalam agenda bersama, yakni scaling impact, mendigitalisasi UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk kesejahteraan yang merata.

Tak hanya itu, Amartha, juga membawa semangat untuk membuka seluas-luasnya akses pada pendanaan yang setara. Karena pada kenyataannya, usaha mikro yang dipimpin perempuan lebih sulit mendapatkan pendanaan.

Amartha telah menyalurkan modal kerja lebih dari Rp20 triliun kepada lebih dari 2.5 juta UKM yang dipimpin perempuan di 72.000 desa di Indonesia.

Dorongan menuju inklusi keuangan ini juga sejalan dengan meningkatnya impact investing. Selama tahun 2020-2022, investor berdampak telah mengalokasikan lebih dari 67% dari total modal yang diinvestasikan dalam periode 10 tahun dari tahun 2007-2016 di Asia Tenggara, menunjukkan akselerasi aktivitas investasi berdampak di wilayah ini.

The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha membahas bagaimana pendanaan inovatif, seperti impact investing dan kewirausahaan sosial, dapat membuka peluang pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Sesi diskusi membahas tantangan, lanskap pasar, dan mengeksplorasi bagaimana investor dapat secara efektif mengukur, meningkatkan dampak sosial dan lingkungan.

Pada kesempatan itu, Michael Schlein, Presiden dan CEO Accion mengatakan, layanan keuangan adalah alat yang kuat untuk membantu mengurangi kemiskinan dan menciptakan peluang.

Dengan layanan digital yang bertanggung jawab dan aman, para pengusaha mikro dapat membuat pilihan yang tepat dan membangun bisnis yang lebih tangguh.

“Kami senang dapat melanjutkan kemitraan yang berdampak dengan Amartha melalui kolaborasi dalam acara perdananya untuk mendorong pertumbuhan inklusif bagi ekonomi akar rumput di ASEAN,” katanya.

Sedangkan Christina Juhasz, Chief Investment Officer Women’s World Banking Asset Management (WAM) berpendapar, kurangnya representasi perempuan dalam kewirausahaan di ASEAN adalah sebuah peluang yang benar-benar terlewatkan.

“The 2024 Asia Grassroots Forum, hosted by Amartha, menjadi platform berharga untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Bersama-sama, kita dapat mendiskusikan bagaimana mengembangkan strategi inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan khusus yang dihadapi oleh UMKM yang dipimpin oleh perempuan, membuka potensi penuh mereka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tukasnya. ■

Comments are closed.