Di tengah sorotan terhadap kredit macet dan pengetatan regulasi di industri fintech P2P lending, perbankan memilih jalur berbeda dengan menyalurkan kredit melalui skema channeling. Keputusan ini muncul seiring dengan potensi penurunan bunga pinjaman fintech sebagai akibat pembatasan bunga yang diberlakukan awal tahun ini.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Hendy Bernadi, mengakui penurunan suku bunga fintech namun menegaskan bahwa bunga yang diperoleh masih lebih tinggi dibandingkan dengan base lending rate saat ini. “Penyaluran pinjaman melalui fintech memberikan efisiensi biaya bagi perseroan,” ujarnya.
BRI mengadopsi skema channeling fintech sebagai alternatif untuk mendekatkan akses pembiayaan kepada UMKM. Hendy berharap dapat mencapai cakupan pemasaran yang lebih luas, dengan penyaluran kredit yang tetap diawasi melalui monitoring portfolio partner dan pemilihan calon debitur yang lebih selektif.
Baca Juga: Pemerintah segera uji coba salurkan KUR lewat perusahaan fintech, multifinance dan koperasi
Direktur Keuangan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), Rustarti Suri Pertiwi, menambahkan bahwa mereka terus menjaga kehati-hatian dalam mengeksplorasi potensi partnership dengan fintech. Hingga November 2023, outstanding kredit Pinang Connect dari Bank Raya mencapai lebih dari Rp 240 miliar.
Sementara itu, Bank Mandiri melihat skema channeling sebagai salah satu channel untuk memperluas pasar keuangan digital. Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Teuku Ali Usman, menyebutkan total penyaluran kredit ke fintech lending hingga Desember 2023 mencapai Rp 3,58 triliun kepada lebih dari 266.000 debitur.
Namun, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), Indra Utoyo, memiliki pandangan berbeda. Allo Bank fokus pada pembiayaan langsung ke nasabah (direct lending) sebagai strategi utama. Indra menyebutkan bahwa melalui skema direct lending, bank dapat memberikan bunga yang lebih kompetitif langsung ke nasabah.
Baca Juga: Kredit macet fintech P2P lending meningkat, ini kata AFPI…
“Kami sangat percaya bahwa perbankan digital harus mampu membangun kepercayaan di mata nasabah terkait privasi data dan keamanan siber,” kata Indra. Dengan strategi ini, Allo Bank berharap dapat meningkatkan exposure dan brand awareness secara langsung tanpa melibatkan brand fintech rekanan.■