Layanan Fintech peer to peer (P2P) lending semakin diminati oleh masyarakat Jawa Timur. Salah satu buktinya adalah layanan GandengTangan yang telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp 40 miliar di wilayah Jawa Timur sepanjang 2023.
“Angka itu menjadi penyaluran terbesar dari seluruh provinsi cakupan GandengTangan, yakni mencapai 20,7%,” kata CEO GandengTangan Jezzie Setiawan dalam siaran pers, Jumat (12/1), sekaligus menegaskan bahwa nilai itu meningkat sebesar 400% jika dibandingkan 2022.
Jezzie mengatakan pembiayaan tersebut berhasil diterima lebih dari 11 ribu pengusaha mikro yang tersebar dari Surabaya, Jember, Kediri, Mojokerto, Ponorogo, hingga Blitar. Penyaluran didominasi sektor perdagangan besar, eceran, serta jasa perorangan yang melayani rumah tangga.
Baca Juga: OJK luncurkan panduan kode etik kecerdasan buatan untuk industri fintech
Dia menyatakan pertumbuhan tersebut didorong oleh konsistensi perusahaan memperluas kemitraan dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di berbagai daerah, salah satunya Jawa Timur guna memaksimalkan pendanaan produktif bagi UMKM dari berbagai sektor.
Jezzie menerangkan setelah satu tahun menjalankan kolaborasi bersama BPR Prima Kredit Utama dan BPR Bank Jombang, GandengTangan menargetkan untuk menyalurkan 55 miliar untuk UMKM di Jawa Timur pada 2024.
Untuk mencapai target tersebut, dia bilang pihaknya akan terus berkomitmen memperkuat kemitraan dengan para lender institusi, termasuk perusahaan modal ventura dan BPR. Dengan jangkauan hyperlocal, Jezzie menilai BPR telah menjadi mitra strategis para UMKM untuk makin berkembang.
“Lewat kolaborasi yang terus berjalan, kami berharap bisa terus menjadi penggerak roda usaha kecil di daerah yang belum punya akses produk keuangan,” ungkapnya.
Secara potensi, Jezzie menyampaikan Jawa Timur masih memiliki peluang besar untuk penyaluran pendanaan. Hal itu tercermin dari indeks literasi dan inklusi keuangan Jawa Timur yang tercatat mengalami peningkatan.
Pada 2022, indeks literasi di Jawa Timur sebesar 55,32% lebih tinggi dari nasional sebesar 49,68%, sedangkan angka inklusi keuangan pada 2022 sebesar 92,99% dan nasional hanya 85,10%.
Jezzie mengatakan GandengTangan telah menjangkau UMKM di seluruh pulau Jawa, Bali, Bengkulu, Sulawesi, hingga Kalimantan Timur dengan total lebih dari 25 ribu penerima dana. Pada 2023, GandengTangan telah menyalurkan dana lebih dari Rp 174 miliar. Adapun pinjaman yang diberikan dengan limit hingga Rp2 miliar. ■