MASA DEPAN fintech di Indonesia dinilai sangat menjanjikan. Berdasarkan laporan dari East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, menunjukkan ada peningkatan luar biasa dalam transaksi digital sebesar 32% dibandingkan tahun 2019. Peningkatan itu diikuti dengan peningkatan literasi keuangan sebesar 17% dan inklusif keuangan sebesar 20%.
Melihat fakta itu, Malikulkusno Utomo, General Counsel Pintu–platform trading aset kripto di Indonesia–mengapresiasi dan mendorong upaya dari Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) untuk meningkatkan literasi finansial di Indonesia.
“Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan inklusifitas finansial di Indonesia. Aftech memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan industri keuangan digital di Indonesia,” ujarnya, Jumat (24/11).
Menurut dia, literasi dan inklusi keuangan yang menjadi fokus Aftech melalui berbagai rangkaian program yang dihadirkan menjadi bukti nyata keseriusannya untuk mendorong peningkatan edukasi serta adopsi fintech, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia di tengan minat pada penggunaan layanan fintech yang semakin meningkat.
Upaya tersebut dilakukan oleh Aftech adalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) edisi kelima dan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2023. Pelaksanaan IFSE yang mengusung tema Accelerating Growth: Promoting Sustainable Integration and Collaboration for A Stronger Digital Economy.
Menurut dia, aset kripto menjadi salah satu instrumen yang turut membantu meningkatkan kesadaran dan adopsi transaksi keuangan digital di Indonesia. Ekosistem pada sektor fintech di Indonesia tercipta dengan sangat baik karena peran regulator yang sangat adaptif dan melahirkan regulasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan pengguna dan transaksi keuangan digital di Indonesia.
“Ekosistem yang kondusif ini menjadi faktor pendorong bagi pelaku industri untuk menciptakan sebuah kreativitas yang dapat memudahkan masyarakat Indonesia mendapatkan akses pada layanan keuangan digital seperti investasi aset kripto,” tuturnya. ■