digitalbank.id – Fintech P2P Lending Akseleran terus mencatat total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif telah mencapai sekitar Rp7,5 triliun lebih, terhitung mulai 2017 hingga minggu pertama April 2023. Tahun 2023 perusahaan fintech ini memasang target penyaluran pinjaman sebesar Rp6 triliun atau naik 100% dibandingkan realisasi 2022.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, melihat penyaluran pinjaman higa pekan pertama 2023, pihaknya optimistis penyaluran pinjaman bakal tembus Rp12 triliun di akhir tahun.
“Sekitar 97% total penyaluran pinjaman diperuntukkan kepada sektor produktif, khususnya UKM dan sisanya untuk produk lain yang menyasar consumer loan, yaitu employee loan. Hingga saat ini, Ivan menyampaikan, ada sebanyak hampir 5 ribu UKM yang sudah memperoleh pinjaman modal usaha melalui Akseleran. Bahkan salah satu dari usaha penerima pinjaman tersebut sudah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI),” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (12/4).
Menurut dia, akseleran berkomitmen untuk membawa UKM di Indonesia tidak hanya bertumbuh dari sisi kesejahteraan namun juga membawa mereka naik kelas mengingat UKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Dari sisi pendanaan Akseleran didukung oleh lebih dari 200 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) dan belasan institutional lender yang berasal dari Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya, termasuk bank-bank Buku 4.
Pertumbuhan Akseleran, kata dia, tetap terjaga dengan baik melalui kinerja bisnis perseroan di kuartal I-2023 dengan rata-rata penyaluran pinjaman bulanan menembus di kisaran angka Rp 260 miliar hingga Rp 310 miliar. Tercatat, selama periode Januari hingga Maret di tahun ini, penyaluran pinjaman Akseleran berhasil mencapai Rp 800 miliar lebih atau tumbuh hingga 32% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Lebih lanjut Ivan menjelaskan, penetrasi penyaluran pinjaman Akseleran terus meningkat di luar wilayah Pulau Jawa yang berhasil berkontribusi lebih dari 10% dari total penyaluran, antara lain di Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Selatan. “Dengan sektor-sektor usaha yang masih mendominasi, yakni engineering/construction, coal & related energy, oil & gas, business & consumer services, dan transportasi.”
Selain itu, pertumbuhan yang terjadi turut ditopang oleh melesatnya produk payroll-backed employee loan yang walaupun kontribusinya belum sampai lebih dari 5% penyaluran pinjaman Akseleran namun selama tiga bulan terakhir di tahun ini berhasil tumbuh hingga 121% dibandingkan realisasi yang sama di tahun sebelumnya. Menurutnya, untuk produk employee loan, Akseleran sudah bekerjasama dengan sebanyak 108 perusahaan yang menjadi mitra kerja dan diperkirakan akan bertambah terus.
Untuk terus mendorong pertumbuhan penyaluran pinjaman, Ivan mengungkapkan, Akseleran tidak berhenti memperluas pasarnya. Meski demikian, Akseleran tetap menjaga bisnis pinjaman usaha yang sustainable dengan terus menjalankan credit assessment secara prudent, melihat kapasitas keuangan dan riwayat kreditnya dari si peminjam seperti apa.
Dalam memberikan peace of mind kepada para lender, Akseleran juga sudah memfasilitasi hampir seluruh kampanye pinjamannya dengan asuransi kredit yang meng-cover 99% dari pokok pinjaman yang tertunggak.
“Sejauh ini langkah-langkah mitigasi risiko kredit macet kami berhasil mempertahankan angka NPL di 0,5% atau tercatat TKB90 di 99,50% dan masih lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang mencapai 97%,” demikian Ivan. ■