Artinya banyak masyarakat yang sudah menggunakan produk keuangan namun tidak memahami penggunaan. Seperti halnya masih ada masyarakat yang tidak membayar pinjaman online. “Inklusi keuangan 85 persen tapi literasi keuangan Indonesia ini baru mencapai 50 persen. Gap antara inklusi keuangan dan literasi berkisar 30 persen. Jadi inklusi naik, literasi naik, tapi gapnya sama. Banyak punya akses tapi pemanfaatannya tertinggal. Seperti pinjaman online, banyak yang menggunakan pinjol tapi tidak memahami proses-proses yang dilakukan. Jadi banyak permasalahan,” paparnya.(SAF)
Comments are closed.