Selama 2022 East Ventures salurkan pendanaan US$211,59 juta ke ratusan startup

- 5 Januari 2023 - 08:19

Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan sepanjang tahun lalu pendanaan disalurkan kepada perusahaan portofolio seed and growth.

digitalbank.id – East Ventures telah menuntaskan total pendanaan sebesar US$211,59 juta untuk 105 deals dengan ratusan perusahaan startup sepanjang 2022.

Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan sepanjang tahun lalu pendanaan disalurkan kepada perusahaan portofolio seed and growth.

Investasi tersebut disalurkan ke beberapa sektor, seperti e-commerce, direct to consumer (DTC) dan retail, fintech, software & layanan internet, B2B, supply chain dan logistik, serta agritech.

Pada pertengahan 2022, East Ventures juga berhasil menghimpun dana US$550 juta dalam penutupan akhir dana multi-stage, dengan alokasi US$150 juta untuk untuk pendanaan tahap awal dan US$400 juta untuk pendanaan tahap lanjutan.

Dana tersebut tetap diinvestasikan ke startup di Indonesia dan Asia Tenggara.

“Tahun 2022, telah menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri teknologi, diperburuk oleh isu-isu global dan konflik geopolitik. Terlepas dari hambatan-hambatan ini, kami telah berhasil mengatasi krisis dan menutup tahun 2022 dengan baik dan banyak inisiatif yang signifikan serta berdampak positif,” kata Wilson dalam keterangan resminya, Rabu (4/1).

Selain kegiatan investasi, East Ventures terus memberikan dampak positif bagi ekosistem dan yang lebih luas. Misalnya dengan keterlibatan langsung dengan VANS Bali Pro World Surf League dan Indonesia Open 2022. Kemudian merilis East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022 yang dapat digunakan para pemangku kepentingan guna meningkatkan daya saing digital antar provinsi di Indonesia.

Dalam skala global, East Ventures dan ekosistemnya telah berpartisipasi dalam G20 Digital Innovation Network (DIN) 2022. Beberapa perusahaan dalam portofolio seperti Xurya, Nusantics, dan Komunal dinobatkan sebagai Top Startup dan mewakili Indonesia sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia.

Pada April 2022, East Ventures meluncurkan laporan keberlanjutan perdananya, Sustainability Report 2022, yang memaparkan kerangka dan dampak Lingkungan, Sosial, Tata Kelola (LST/ESG) dari perusahaan dan ekosistem serta berkomitmen membantu Indonesia mencapai target emisi net-zero pada tahun 2060 bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan WRI Indonesia.

Pencapaian lain dicatatkan sebagai VC pertama di Indonesia yang menandatangani Prinsip-Prinsip Investasi Bertanggung Jawab yang didukung oleh PBB.

Berbagai penghargaan lain pun disematkan kepada perusahaan di pasar Asia Tenggara dari banyak institusi global.

Wilson mengungkapkan, inflasi yang tinggi di AS dan Eropa telah menyambut tahun 2023. Hal ini memengaruhi perputaran investasi di Indonesia, suku bunga yang terus meningkat, dan ekspektasi pertumbuhan yang menurun. Selain itu, ketegangan geopolitik, tekanan keuangan, dan Covid-19 yang menambah ketidakpastian, bukan rahasia lagi bahwa kondisi global menjadi sangat sulit bagi startup.

Kondisi ini menjadikan industri teknologi telah terpukul keras selama setahun terakhir dan mungkin akan semakin menantang di beberapa tahun ke depan. “Situasi ini kita sebut sebagai krisis badai sempurna, perfect storm.”

Meski begitu, populasi muda Asia Tenggara yang terhubung internet dan kecenderungan tinggi untuk merangkul teknologi menjadikannya sumber ketahanan di tengah perlambatan pertumbuhan global, termasuk Indonesia.

Fundamental yang kuat ini telah memungkinkan Indonesia sebagai ekonomi digital teratas di kawasan Asia Tenggara untuk tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada tahun 2022, dengan total nilai transaksi mencapai US$200 miliar tahun ini, menurut laporan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

Menurut Wilson, dalam mengarungi krisis dan ketidakpastian, East Ventures akan selalu mendukung portofolio dan para founder dalam kondisi apapun, seperti yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.

“Kami akan bekerja dengan para founder, memetakan dan memahami situasi spesifik mereka, dan memberikan saran yang sesuai. Mengenai funding winter, saran kami kepada para founder adalah untuk lebih berhati-hati dan terampil dalam mengambil keputusan bisnis,” ungkapnya.

Dia meyakini, founder merupakan pengemudi yang tepat dan tahu cara meningkatkan skala bisnis dan menggunakan kemampuan mereka untuk tetap kompetitif bahkan di masa-masa sulit. Resesi mungkin akan segera terjadi, karena siklusnya baru dimulai pada tahun 2022.

“Kondisi ini kemungkinan akan mengarah pada situasi ekonomi yang menantang dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, bagi startup yang mampu beradaptasi dengan kondisi jangka pendek yang menantang, tantangan tahun 2022 akan memberi jalan bagi peluang jangka panjang ke depan. Perspektif jangka panjang ini akan menjadi fokus investasi kami,” demikian Wilson. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.