digitalbank.id – PENGEMBANGAN pasar yang baru adalah sebuah keharusan bagi setiap perusahaan yang ingin terus bertumbuh. Hal ini juga disadari dan dilakukan oleh perusahaan teknologi finansial (fintech) Investree. Perusahaan ini mengumumkan akan melebarkan sayapnya dengan membentuk perusahaan joint venture (perusahaan patungan) yang dipimpin oleh JTA International Holding di wilayah Timur Tengah.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi menuturkan bahwa JTA International Holding yang berbasis di Qatar akan menjadi lead investor untuk Investree di pendanaan Seri D. Nantinya, Investree juga akan membentuk perusahaan patungan di Qatar, khusus di bidang pembiayaan digital supply chain.
“Kemudian kami akan membentuk satu perusahaan joint venture di Qatar, yang fokusnya adalah provide technology solution, khususnya di bidang pembiayaan digital supply chain. Tidak hanya di Qatar, tapi juga di Timur Tengah,” kata Adrian di sela-sela acara Investree Conference (i-Con) 2022 “Empowering the Growth of Creative Industry through Fintech & Digital Ecosystem” di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Adrian menyampaikan bahwa alasan Investree memilih wilayah Timur Tengah karena melihat perkembangan ekonomi di Timur Tengah yang luar biasa. Hal itu terlihat dari biaya penyelenggaraan Piala Dunia di Qatar yang diikuti dengan pengembangan investasi dalam beberapa tahun terakhir, terutama di sektor minyak dan gas Qatar yang menjadi eksportir gas terbesar di dunia. “Kalau kita lihat peluang investasi sekarang mulai melihat digeser ke Timur Tengah. Pemerintah Indonesia sendiri juga dalam beberapa waktu belakangan juga membangun relasi yang erat dengan Timur Tengah,” ujarnya.
Selain itu, alasannya lainnya adalah Investree melihat wilayah Timur Tengah adalah sebuah investasi strategis yang bukan hanya sekadar pendanaan, sehingga ada ruang kerja sama yang bisa dilakukan di wilayah Timur Tengah. “Ternyata solusi digital seperti Investree yang fokus pada pembiayaan UMKM melalui mata rantai digital belum ada di sana. Jadi salah satu poin yang dibawa adalah teknologi kita,” imbuhnya.
Sementara itu, Chief Information Officer (CIO) Investree Dickie Widjaja mengatakan bahwa selama 7 tahun, Investree sudah meluncur di Filipina dan Thailand. Dickie melihat, meski kondisi pasar di masing-masing negara berbeda, namun sistem yang dibangun telah dimodifikasi agar dapat sesuai dengan peraturan atau keadaan masing-masing. “Kami melihat ada potensi untuk [Investree] bisa pergi ke pasar Timur Tengah, karena di manapun mata rantai digital supply financing itu dibutuhkan untuk UMKM. Jadi tidak hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia,” tandasnya.