digitalbank.id – Sampai dengan November 2022 penyelenggara fintech p2p lending Akseleran mencatat penyaluran pinjaman mencapai Rp6,3 triliun. Sementara rasio non performing financing (NPF) solid di level 0,04%.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan pinjaman tersebut disalurkan kepada sekitar 4.000 peminjam atau borrower.
Sebelumnya sepanjang Oktober, pinjaman usaha tersalurkan mencapai lebih dari Rp300 miliar atau mengalami naik hingga 67%, dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
“Akseleran mencetak rekor pinjaman usaha di September 2022 sebesar sekitar Rp350 miliar dan pertumbuhan terus berlanjut di Oktober. Hal ini semakin menguatkan keyakinan untuk mencapai target di akhir tahun ini untuk menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp 3,2 triliun,” katanya pekan ini.
Menurut dia, hingga kini, rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran setiap bulannya sudah menembus di kisaran Rp280 miliar sampai Rp320 miliar dan didukung penuh oleh lebih dari 250.000 pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) dan puluhan institutional lender.
Dari aspek kualitas, tambah Ivan, rasio pinjaman macet atau NPF tetap di angka yang rendah. Hingga pertengahan November 2022, total kumulatif NPL Akseleran berada di angka 0,04% dari total pinjaman yang tersalurkan atau lebih rendah dibandingkan realisasi NPL periode yang sama tahun lalu di angka 0,07%.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per September 2022, TKB 90 industri yang menunjukkan tingkat keberhasilan bayar nasabah berada di angka 96,93%. Sedangkan untuk Akseleran, total kumulatif NPL dari total penyaluran pinjaman usaha tercatat kurang dari 0,04% dengan TKB 90 di angka 99,56% per September 2022 atau terus membaik sejak 2020.
Lebih lanjut Ivan mengungkapkan bahwa Akseleran selalu menerapkan penilaian pinjaman yang mumpuni agar menjaga kredit macet tidak meningkat. Sejumlah penilaian yang terus menjadi perhatian bagi Akseleran yakni keadaan keuangan calon peminjam, kelayakan dan validitas invoice, dan riwayat kredit secara komprehensif.
“Tidak kalah penting lainnya adalah kami memproteksi hampir seluruh kampanye pinjaman yang ada di platform Akseleran dengan asuransi kredit yang melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak. Jadi assesment-nya kita harus kuat agar NPL tidak tinggi, sehingga kalau masih terjadi NPL, masih ada asuransi kredit sebagai proteksinya dan kami optimis untuk menjaga angka NPL tetap rendah di bawah 1% di akhir tahun 2022,” tandasnya. (HAN)