digitalbank.id – Perusahaan modal ventura terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang berinvestasi di perusahaan rintisan (startup) tahap awal, AC Ventures (ACV), bersama dengan perusahaan manajemen terkemuka, Boston Consulting Group (BCG), segera merilis laporan fintech terlengkap di Indonesia pada awal tahun mendatang.
Menyambut rencana tersebut, ACV dan BCG akan menggelar rangkaian webinar bertajuk State of Fintech Union in Indonesia.
Rangkaian webinar State of Fintech Union in Indonesia terdiri dari dua seri yang digelar dengan topik dan waktu yang berbeda. Mengambil tajuk “Strategic priorities for FinTech players and path to sustainable profitability”, seri perdana webinar ini akan digelar pada Selasa, 22 November 2022, pukul 19:00 WIB.
Terbuka untuk publik, webinar ini akan diisi oleh para pembicara terkemuka di sektor fintech dan venture capital, yakni Adrian Li, Founder & Managing Partner of AC Ventures; Benedicto Haryono, Co-founder & CEO of KoinWorks; dan Umang Rustagi, CEO of Kredivo. Sementara, Sumit Kumar, Managing Director and Partner of Boston Consulting Group, bersama Hameer Chauhan, Project Leader, Boston Consulting Group yang akan memandu sesi sebagai moderator.
Dalam seri pertama webinar ini, ACV dan BCG akan mengupas mengenai perubahan lingkungan makro ekonomi global dan penerapan dampak pada ekosistem fintech di Indonesia, mengulas bagaimana lanskap kompetitif berkembang (kebangkitan digibank, dan implikasinya bagi para pemain), penetrasi fintech di antara konsumen dan UMKM, serta menemukan ruang kosong yang tersedia, hingga menjawab berbagai tantangan internal terbesar bagi para pendiri startup fintech dalam membangun tim.
“Akses ke layanan keuangan yang komprehensif terus menjadi salah satu faktor pendukung yang paling kuat dalam pertumbuhan masa depan Indonesia. Penerapan solusi teknologi digital untuk mempercepat inklusi keuangan, baik itu untuk pembayaran, pinjaman, investasi, asuransi, atau perbankan, akan menjadi salah satu kekuatan paling disruptif untuk penciptaan nilai di dekade digital Indonesia mendatang,” jelas Adrian Li, Founder & Managing Partner, AC Ventures.
“Seiring dengan berkembangnya ekspektasi pengguna/konsumen, industri fintech juga harus terus berkembang. Bagaimana caranya kita bisa melampaui ekspektasi konsumen? Bagaimana kita bisa menciptakan visi baru untuk masa depan industri? Bagaimana institusi keuangan tradisional dapat berkolaborasi dengan fintech dan membawa pertumbuhan? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang mendasari kolaborasi kami dengan AC Ventures,” papar Sumit Kumar, Managing Director and Partner, Boston Consulting Group.
“Melalui rangkaian webinar ini, bersama-sama kita dapat melihat lebih jelas keadaan industri fintech di Indonesia. Secara spesifik di webinar minggu depan, kita dapat melihat apa saja prioritas strategis para pelaku industri fintech dan bagaimana mereka melihat bisnis mereka bertumbuh di lingkungan makroekonomi ini. Kami percaya, melalui keahlian kami di BCG dan portfolio ACV yang luas, kami dapat menghasilkan temuan yang merepresentasikan keadaan industri dengan tepat dan kemudian menyusunnya ke dalam laporan yang bermanfaat tidak hanya bagi industri ini sendiri, namun untuk seluruh ekosistem bisnis,” tambah Sumit.
Industri fintech Indonesia menunjukkan momentum yang menjanjikan dalam beberapa waktu terakhir. Dikatalisasi oleh pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19, terlihat pertumbuhan pesat di seluruh vertikal fintech, termasuk pembayaran, pinjaman, dan investasi. Google, Bain, dan Temasek memprediksi, pembayaran digital akan tumbuh menjadi US$351 miliar, buku pinjaman digital mencapai US$35 miliar, dan investasi fintech AUM mencapai US$28 miliar pada 2025.
Hal ini membuat minat investor semakin kuat ke sektor ini. Deretan startup di bidang fintech pun tercatat menyandang gelar Unicorn, seperti Xendit yang merupakan portofolio perusahaaan AC Ventures, Akulaku, dan Ajaib.
Peluang Fintech tidak terbatas karena transaksi keuangan berdiri di antara hampir setiap pertukaran produk atau layanan antara bisnis atau konsumen. Sektor ini juga memiliki potensi pengembangan produk dan layanan yang beragam dan menjanjikan. Ketika pasar berkembang dan konsumen menuntut penawaran yang berbeda, produk baru dapat dibangun dan diperkenalkan melalui berbagai strategi.
Misalnya, dalam pembayaran, saat perdagangan sosial dimulai melalui obrolan, lapisan antarmuka baru yang menggabungkan metode pembayaran dan memperkenalkan pembayaran tunggal dapat menjadi sangat populer, seperti Juspay dari India.
Melalui rangkaian webinar State of Fintech Union in Indonesia, ACV dan BCG akan mengungkap lebih lanjut mengenai berbagai peluang yang masih sangat potensial di sektor ini. Rangkaian webinar ini juga akan memaparkan berbagai data dan fakta-fakta menarik, serta membuka kesempatan bagi para audiens untuk berdiskusi secara langsung dengan para pemain fintech terkemuka di kawasan ini. ACV dan BCG berharap, rangkaian webinar ini dapat memberikan introduksi terhadap lanskap sektor fintech di Indonesia, sebelum akhirnya merilis laporan fintech terlengkap di Indonesia pada awal tahun mendatang.
Webinar ini terbuka untuk publik. Silahkan mendaftar melalui link berikut ini:
http://bit.ly/ACVxBCGFintech1 (HAN)