digitalbank.id – Platform teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) klaster produktif PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha mencatatkan pertumbuhan penyaluran pinjaman dua kali lipat pada kinerja sepanjang periode 2021. Sepanjang 2021 Amartha menyalurkan Rp2,5 triliun atau tumbuh 108 persen (year-on-year/yoy) dari capaian periode sebelumnya.
Amartha juga berhasil menjaga kualitas pinjaman dengan sangat baik di mana perusahaan mencatatkan NPL (non performing loan) stabil di kisaran 0,30%.
Penyaluran pendanaan sebesar Rp2,5 triliun ni merupakan kontribusi dari berbagai pendana, baik pendana institusi seperti perbankan maupun pendana ritel individu. Amartha cukup gencar melakukan kolaborasi strategis dengan sektor perbankan seperti BPD, BPR, maupun bank Nasional untuk mengakselerasi penyaluran pendanaan bagi UMKM di pedesaan, porsinya di atas 60% dari total pendana.
Baca juga: Ternak Uang dapat pendanaan awal untuk merealisasikan literasi finansial anak muda
Andi Taufan Garuda Putra, CEO & Founder Amartha menjelaskan, Amartha senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan keuangan berbasis digital bagi para pengusaha UMKM di berbagai daerah, mulai dari akses permodalan hingga penyediaan layanan Amartha+ untuk menunjang produktivitas para mitra di tengah pandemi.
“Penerapan kebijakan credit scoring berbasis machine learning juga turut berkontribusi untuk menjaga kualitas pinjaman sehingga menekan risiko gagal bayar,” katanya melalui siaran persnya, Rabu (9/2).
Penyaluran pendanaan dilakukan di sekitar 20.000 desa di ketiga pulau wilayah operasi Amartha yakni pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Namun, penyaluran di luar Jawa lebih dominan dengan porsi sebesar lebih dari 60% dari total penyaluran.
Baca juga: Kredivo kolaborasi dengan MAP hadirkan layanan pay later di 2.600 outlet di 81 kota
Ini sejalan dengan imbauan dari OJK untuk memperluas penyaluran modal ke luar pulau Jawa agar dapat tercapai kesejahteraan yang merata. Penyaluran di luar pulau Jawa juga terbukti lebih stabil dan berhasil menekan risiko gagal bayar, karena kondisi pandemi di luar pulau Jawa tidak separah di pulau Jawa, sehingga performa UMKM lebih baik.
Secara kumulatif, hingga awal tahun 2022, Amartha telah menyalurkan pendanaan mencapai Rp5,6 triliun. Jika dilihat berdasarkan historikal, dalam waktu dua tahun masa pandemi, jumlah kumulatif tersebut tumbuh tiga kali lipat jika dibandingkan jumlah kumulatif sebelum masa pandemi yakni sebesar Rp1,8 triliun.
Selain kinerja yang bertumbuh signifikan, di tahun 2021 Amartha juga berhasil menyabet dua penghargaan WEP (Women’s Empowerment Principles) dari UN Women, atas kontribusinya dalam melakukan transformasi digital yang berkelanjutan bagi pelaku UMKM perempuan, serta menjadi pelopor perusahaan dengan dampak sosial yang terukur.
Baca juga: Penyaluran pinjaman industri pendanaan bersama mencapai Rp155,97 triliun selama tahun 2021
Sebagai perusahaan fintech yang terus berupaya untuk menjangkau lebih banyak lagi pelaku usaha UMKM, di tahun 2022 ini Amartha akan semakin gencar dalam melakukan inovasi digital seperti penerapan pembayaran cashless, penerapan proses administrasi digital, serta mengoptimalkan layanan berbasis aplikasi seperti Amartha+ untuk para mitra Amartha.
“Digitalisasi desa merupakan salah satu tujuan utama Amartha dalam melayani masyarakat yang belum terlayani. Tantangannya memang cukup besar, karena literasi digital di pedesaan masih tertinggal cukup jauh daripada literasi digital masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu, kami sudah mulai aktif memberikan edukasi literasi digital dan finansial, agar saat program digitalisasi desa ini benar-benar diterapkan, para mitra sudah siap untuk menggunakannya”, ujar Taufan.
Baca juga: Fintech dinilai efektif dukung akses keuangan perempuan pelaku UMKM
Amartha menargetkan untuk dapat melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah lainnya di tahun 2022 ini. Untuk wilayah Sumatra, Amartha berencana untuk memperluas jangkauan hingga ke wilayah pulau Bangka Belitung, dan menjangkau wilayah Sulawesi Utara untuk wilayah timur Indonesia. Sedangkan sektor UMKM yang lebih ditargetkan adalah sektor perdagangan, karena sektor perdagangan terbukti lebih stabil dan tangguh meskipun pandemi covid belum juga usai.
“Amartha melihat peluang untuk menyalurkan pendanaan ke luar pulau Jawa masih terbuka lebar. Kami pun membuka kesempatan bekerja sama dengan banyak pihak di berbagai daerah, untuk bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi dari desa, baik pihak institusi maupun para pendana ritel. Amartha optimis di tahun 2022 ini dapat lebih banyak menjangkau pelaku usaha mikro melalui layanan keuangan digital,” kata Taufan. (HAN)