digitalbank.id – Platform belajar investasi, Ternak Uang mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar secara cepat menjadi salah satu penyebab munculnya investasi bodong di tengah masyarakat. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan praktik-praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp117,4 triliun selama 10 tahun terakhir.
Ironisnya, investasi bodong pun bisa terjadi pada semua kalangan usia. OJK menyebutkan, banyak terjadi tren di mana generasi muda terjebak dalam investasi bodong. Padahal, investasi butuh digencarkan di kalangan anak muda sebagai alat untuk memenuhi tujuan finansial di masa depan.
Kesadaran untuk meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia membuat beberapa investor tertarik menanamkan investasinya di Ternak Uang. Seed funding (pendanaan awal) tujuh digit datang dari Co-founder & Managing Partner Northstar Group, Patrick Walujo, dan perusahaan modal ventura Kinesys Group dan Alto Partners.
Baca juga: Kredivo kolaborasi dengan MAP hadirkan layanan pay later di 2.600 outlet di 81 kota
Dengan pendanaan tersebut, Ternak Uang akan merealisasikan literasi finansial dengan cara pengembangan produk dan positioning platform, pemberdayaan komunitas, hingga pengembangan tim internal.
CEO Ternak Uang, Raymond Chin, mengatakan tersedianya akses terhadap literasi keuangan terus menunjukkan perkembangan positif di Indonesia, hingga menyebar di kalangan generasi muda.
“Inilah yang melandasi kami untuk menghadirkan modul pembelajaran yang mudah dipahami, dan relevan, untuk menjadi pemicu agar semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar dari sumber yang kredibel dan terpercaya,” ujar Raymond dalam keterangan tertulis, Senin (7/2).
Baca juga: Regulasi baru dari OJK terkait Tekfin semakin memantapkan langkah para pemain elite
Menurut dia, pengembangan produk akan difokuskan untuk menghadirkan pengalaman belajar keuangan dan investasi yang merata bagi setiap orang, khususnya pada fitur TU Academy, yang akan terus dikembangkan untuk membantu proses belajar individu sesuai kebutuhan personal.
Fitur tersebut juga didukung dengan implementasi teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning. Hal ini diwujudkan untuk menghadirkan pengalaman belajar melalui pendekatan personalized learning.
Adapun fitur terbaru yang telah diluncurkan pada awal tahun ini yaitu Financial Checkup, di mana setiap pengguna dapat menganalisa kondisi keuangan secara personal. Analisa dilakukan secara terperinci dengan menghitung rasio arus kas, tabungan, utang dan tanggungan, dana darurat, hingga total aset yang dimiliki. Pengguna juga akan mendapatkan rekomendasi modul dan pembelajaran personal untuk membantu meningkatkan kondisi keuangan.
Baca juga: Fintech dinilai efektif dukung akses keuangan perempuan pelaku UMKM
Raymond menambahkan, ke depannya pengembangan produk akan diarahkan ke ranah fintech dan produk finansial. Hal ini sejalan dengan misi Ternak Uang untuk membantu masyarakat Indonesia mencapai kemandirian finansial, bukan sekedar mendulang cuan dalam berinvestasi.
Selain itu, Ternak Uang juga akan memperkuat posisi sebagai sebuah platform edukasi sosial, di mana para anggota komunitas dapat berdiskusi mengenai kebijakan pasar dan implikasinya, personal finance, hingga tips praktikal dan edukatif untuk investor pemula dengan tim research analyst Ternak Uang, menggunakan sistem moderasi dan pengawasan langsung oleh tim internal. (HAN)