digitalbank.id – INDUSTRI fintech di tanah air makin bergairah meskipun tetap dibatasi berbagai aturan. Bagi 103 pemain fintech yang sudah ada dan sudah mendapat perizinan dan tengah beroperasi, harus memenuhi ketentuan senantiasa memiliki ekuitas minimum sebesar Rp12,5 miliar, yang dipenuhi secara bertahap selama 3 tahun sejak POJK resmi diundangkan.
Terbaru permodalan minimal akan dinaikan menjadi Rp 25 miliar. Ketentuan penguatan permodalan ini disambut baik oleh platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending. Salah satunya oleh anak perusahaan Grup Astra (ASII), PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash yang mengaku siap memenuhi segala aturan main baru dari otoritas.
Presiden Direktur Maucash Rina Apriana mengungkap bahwa aturan main baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terutama soal penguatan permodalan, pasti didukung oleh setiap pemain karena akan berdampak positif terhadap citra positif industri P2P lending. “Jadi Maucash pasti ready untuk pemenuhan ekuitas minimal tersebut,” ujar wanita yang juga dipercaya menjadi Ketua Klaster Multiguna Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini.
Regulasi pengganti POJK 77/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi tersebut mensyaratkan platform baru yang berminat bergabung ke dalam industri harus memiliki modal disetor minimum sebesar Rp25 miliar. Bahkan bukan hanya dari sisi permodalan, Maucash juga berencana memenuhi ekspektasi OJK agar pemain P2P lending klaster multiguna ikut memperbesar layanan pinjaman ke sektor produktif.
Pasalnya, setiap pemain akan berkomitmen mencapai tujuan industri untuk mempermudah masyarakat unbankable dan underserved, meningkatkan taraf hidup para pemberi dana atau lender, mempermudah layanan finansial yang cepat dan aman, serta mendukung inklusi keuangan dan membantu mengisi credit gap yang ada di Indonesia.
Adapun, anak usaha grup divisi jasa keuangan Astra Financial atau PT Sedaya Multi Investama ini masih kuat pada produk cash loan dan bayar tunda (BNPL/paylater). Produk paylater bertajuk Maupaylater bekerja sama dengan dompet digital AstraPay (PT Astra Digital Arta) pun tengah dioptimalkan untuk transaksi terkait dengan ekosistem Astra, serta fitur paylater untuk transaksi QRIS yang masih jarang digarap pemain lain.
“Pada 2021 lalu kami total menyalurkan Rp1,72 triliun, ini sudah termasuk kolaborasi dengan AstraPay untuk produk BNPL. Lewat beberapa strategi tersebut, kami membidik peningkatan penyaluran pinjaman secara signifikan pada tahun ini,” tambahnya. Sebagai informasi, Maucash masih fokus pada pelanggan Grup Astra, karena transaksi-transaksi di dalam ekosistem otomotif belum banyak digarap oleh pemain paylater lain.
Contohnya, seperti pembelian sparepart, service rutin, atau pembayaran angsuran. Oleh sebab itu, Maupaylater diharapkan memberi manfaat sebagai sarana pengelolaan arus kas buat pelanggan eksisting ekosistem Astra, ketika memiliki kebutuhan pembayaran beragam barang atau jasa, tagihan, dan segala bentuk pembayaran di retail dealer dan bengkel ekosistem Astra. Misalnya, ketika kendaraan butuh service darurat, tapi belum memiliki tunai mencukupi, limit Maupaylater ini bisa menjadi alat pembayaran untuk servis di Toyota Auto2000, bengkel Isuzu, dan AHASS buat sepeda motor Honda.
Tak lama lagu, layanan ini juga akan terhubung dengan fintech aggregator dari Grup Astra yang bertajuk MOXA. Oleh sebab itu, Maucash pun optimistis kolaborasi luas ini akan membawa pihaknya mencatatkan kinerja penyaluran pinjaman yang melonjak dengan target Rp5 triliun.(SAF)