
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa 42% konsumen global kini lebih memilih dompet digital untuk melakukan transaksi lintas negara. Tren ini didorong oleh kebutuhan akan kecepatan, kemudahan, dan kepercayaan, menjadikan dompet digital sebagai solusi utama untuk remitansi dan pembayaran internasional, melampaui metode tradisional seperti transfer bank dan layanan pengiriman uang.
Fokus utama:
- Kenaikan signifikan penggunaan dompet digital dalam transaksi lintas negara, terutama untuk remitansi.
- Alasan utama konsumen memilih dompet digital adalah kecepatan dan kepercayaan.
- Potensi pertumbuhan lebih lanjut seiring meningkatnya literasi digital dan adopsi global.
Ketika dunia bergerak semakin cepat dan terkoneksi, cara orang mengirim uang lintas batas pun berubah. Survei terbaru yang dirilis PYMNTS Intelligence bersama TerraPay menunjukkan bahwa dompet digital telah menjadi alat pembayaran lintas negara yang paling disukai oleh konsumen. Sebanyak 42% responden di empat negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menyatakan lebih memilih dompet digital ketimbang metode tradisional seperti transfer bank atau layanan pengiriman uang.
Dalam laporan bertajuk “Global Money Movement: How Digital Wallets Are Transforming Cross-Border Payments”, penelitian ini melibatkan lebih dari 2.600 konsumen dan hampir 400 pelaku usaha kecil dari Arab Saudi, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat.
Temuannya cukup mencolok: mayoritas pengguna dompet digital menilai platform ini lebih cepat dan bisa dipercaya, terutama untuk remitansi atau pengiriman uang antarindividu ke luar negeri.
“Dompet digital bukan lagi alternatif pelengkap. Mereka kini telah menjadi solusi utama bagi jutaan orang dalam transaksi lintas negara,” tulis laporan tersebut.
Di Amerika Serikat, adopsi dompet digital untuk transaksi lintas negara bahkan mencapai 44%, menjadikannya metode paling populer di atas transfer bank (14,8%) dan layanan pengiriman uang seperti Western Union (16,8%). Dalam konteks remitansi, dompet digital makin unggul. Sekitar 74% konsumen AS menggunakannya untuk mengirim uang ke keluarga dan kerabat di luar negeri.
Faktor kecepatan menjadi pendorong utama. Konsumen AS yang menggunakan dompet digital untuk pembayaran lintas negara 92% lebih mungkin menyebut “kecepatan” sebagai alasan utama dibanding pengguna transfer bank. Ini sejalan dengan tren global yang menunjukkan bahwa masyarakat modern makin menuntut efisiensi dalam layanan keuangan.
Kepercayaan juga jadi faktor kunci. Sebanyak 64% pengguna dompet digital untuk transaksi lintas negara mengoordinasikan pemilihan platform yang sama dengan penerima. Ini menunjukkan bahwa interoperabilitas dan kenyamanan memainkan peran besar dalam keputusan pengguna.
Yang menarik, adopsi dompet digital ini didominasi oleh pembayaran dalam jumlah kecil, yang menggambarkan perannya dalam transaksi rutin berisiko rendah. Namun justru di segmen inilah dompet digital meraih loyalitas tertinggi.
Salah satu temuan paling kuat dari laporan ini adalah fakta bahwa 39% konsumen AS yang menggunakan dompet digital untuk transaksi lintas negara tidak memiliki keluhan sama sekali terhadap metode ini—persentase tertinggi dibanding metode pembayaran lainnya.
Selain itu, hampir separuh dari konsumen yang saat ini belum menggunakan dompet digital menyatakan minat untuk mencobanya dalam waktu dekat, khususnya untuk pembayaran peer-to-peer (P2P). Ini membuka ruang pertumbuhan signifikan di masa depan, seiring meningkatnya literasi digital dan penyebaran dompet digital ke lebih banyak negara berkembang.
Data dari World Bank dan Statista memperkuat tren ini. Pada 2023, nilai pasar pembayaran lintas negara mencapai lebih dari US$156 triliun, dan diprediksi akan terus tumbuh seiring meningkatnya aktivitas perdagangan global dan mobilitas pekerja migran.
Menurut Statista, jumlah pengguna dompet digital global diperkirakan menembus 5,2 miliar pada 2028. Asia Pasifik menjadi wilayah dengan penetrasi tertinggi, namun pertumbuhan tercepat diperkirakan terjadi di Timur Tengah dan Afrika, dua kawasan yang menjadi fokus remitansi global.
Adopsi teknologi blockchain dan integrasi AI di sektor pembayaran juga mendukung perluasan fungsi dompet digital dari sekadar alat bayar menjadi platform multifungsi untuk pinjaman mikro, investasi, bahkan asuransi.
Transformasi digital dalam industri keuangan bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Dompet digital kini memainkan peran sentral dalam mewujudkan inklusi keuangan global. Dengan biaya rendah, kecepatan, dan aksesibilitas yang lebih tinggi dibanding bank tradisional, platform ini membuka peluang ekonomi bagi jutaan orang yang sebelumnya terpinggirkan dari sistem keuangan formal.
Namun, tantangan tetap ada—terutama dalam hal regulasi lintas negara, keamanan data, dan interoperabilitas antarplatform. Kesuksesan dompet digital ke depan akan sangat ditentukan oleh bagaimana pelaku industri, regulator, dan pengguna membangun ekosistem yang aman, efisien, dan inklusif. ■