
Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan QRIS Tap, inovasi pembayaran digital berbasis Near Field Communication (NFC) yang memungkinkan transaksi tanpa perlu memindai kode QR. Dengan teknologi ini, pengguna cukup mendekatkan ponsel ke terminal pembayaran untuk bertransaksi. Peluncuran dilakukan di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, menandai langkah besar dalam sistem pembayaran digital Indonesia. QRIS Tap diharapkan mempercepat adopsi transaksi nirsentuh di sektor transportasi, layanan publik, dan ritel.
Fokus utama:
- QRIS Tap menawarkan cara transaksi yang lebih cepat dan praktis, mengurangi waktu antrean serta meningkatkan efisiensi layanan publik dan transportasi.
- Saat ini QRIS Tap tersedia di MRT, Transjakarta, DAMRI, beberapa rumah sakit, dan ritel tertentu. Ke depan, cakupannya akan diperluas ke seluruh moda transportasi, termasuk LRT, KRL, dan merchant lainnya.
- Bank Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan dan adopsi luas QRIS Tap, termasuk dengan insentif bagi merchant dan penyedia layanan.
Inovasi dalam sistem pembayaran digital kembali hadir di Indonesia. Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan Quick Response Indonesian Standard Tanpa Pindai atau QRIS Tap, sebuah solusi pembayaran berbasis Near Field Communication (NFC) yang memungkinkan transaksi hanya dengan mendekatkan ponsel ke terminal pembayaran.
Gubernur BI Perry Warjiyo meresmikan peluncuran QRIS Tap di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, pada Jumat (14/3). Acara ini juga dihadiri Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, serta perwakilan industri keuangan dan transportasi.
“QRIS Tap akan mempercepat adopsi pembayaran digital yang inklusif, aman, dan murah. Ini adalah langkah besar dalam mendukung transformasi digital nasional,” ujar Perry Warjiyo.
QRIS Tap dirancang untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih cepat dan nyaman bagi pengguna, terutama dalam layanan publik seperti transportasi dan ritel. Dengan NFC, transaksi hanya memerlukan satu langkah sederhana, berbeda dengan sistem QRIS sebelumnya yang mengharuskan pengguna membuka aplikasi dan memindai kode QR.
Saat ini, QRIS Tap telah diimplementasikan di beberapa titik layanan transportasi dan fasilitas publik, antara lain:
- MRT Jakarta (Stasiun Bundaran HI dan Lebak Bulus)
- Transjakarta (khusus armada Royaltrans)
- DAMRI (rute JR Connexion Jabodetabek)
- Rumah Sakit (RSUD Tarakan, RSCM Kencana, RSPAD Gatot Subroto Paviliun Kartika)
- Merchant Parkir dan UMKM tertentu
Ke depan, QRIS Tap akan diperluas ke seluruh jaringan MRT, LRT Jakarta dan Jabodebek, KRL (Jabodetabek dan Jogja-Solo), Teman Bus, serta merchant lainnya.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa digitalisasi sistem pembayaran adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi layanan transportasi publik.
“QRIS Tap tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mengurangi antrean di stasiun dan halte, mendukung konsep seamless mobility yang sedang kita bangun,” ujar Dudy.
Sementara itu, pemerintah DKI Jakarta juga mendukung penuh implementasi QRIS Tap sebagai bagian dari transformasi digital kota. Gubernur Pramono Anung menyatakan bahwa sistem pembayaran digital ini sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota pintar.
“Dengan QRIS Tap, masyarakat Jakarta akan merasakan kemudahan dalam bertransaksi sehari-hari, terutama di sektor transportasi dan layanan publik,” katanya.
Salah satu keunggulan QRIS Tap adalah bebas biaya transaksi bagi pengguna. Merchant kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) tidak dikenakan biaya atau Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0%. Sementara itu, merchant kategori lain akan dikenakan MDR sesuai skema yang berlaku.
Insentif ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak merchant untuk mengadopsi QRIS Tap dan mempercepat digitalisasi pembayaran di Indonesia.
Meskipun menawarkan kemudahan, implementasi QRIS Tap masih menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Kesiapan infrastruktur – Tidak semua penyedia layanan pembayaran dan merchant memiliki terminal yang kompatibel dengan NFC.
- Edukasi pengguna – Perlu sosialisasi yang lebih luas agar masyarakat memahami cara penggunaan QRIS Tap dan manfaatnya dibandingkan metode pembayaran lain.
- Keamanan data – Sebagai sistem berbasis digital, QRIS Tap harus memiliki perlindungan data yang kuat agar tidak rentan terhadap penyalahgunaan.
Bank Indonesia menegaskan bahwa pengembangan QRIS Tap akan terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, sejalan dengan arah kebijakan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030.
Peluncuran QRIS Tap menandai era baru pembayaran digital di Indonesia. Dengan kecepatan transaksi yang lebih tinggi, kemudahan penggunaan, dan cakupan yang terus diperluas, sistem ini diharapkan dapat menjadi standar baru dalam transaksi nirsentuh.
Pemerintah dan BI optimistis bahwa QRIS Tap akan berperan besar dalam mendorong inklusi keuangan, mempercepat digitalisasi layanan publik, serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“QRIS Tap bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga strategi besar dalam membangun ekosistem pembayaran digital yang inklusif dan efisien,” tutup Perry Warjiyo. ■