Elon Musk tawar OpenAI US$97,4 miliar, Sam Altman balik tawar X

- 11 Februari 2025 - 07:45

Elon Musk, bersama konsorsium investor, mengajukan tawaran sebesar US$97,4 miliar untuk mengakuisisi OpenAI. Tawaran ini ditolak oleh CEO OpenAI, Sam Altman, yang menanggapinya dengan candaan di media sosial. Langkah ini menambah ketegangan dalam persaingan AI di Silicon Valley.


Poin utama:

  1. Elon Musk dan sekelompok investor menawarkan US$97,4 miliar untuk mengambil alih OpenAI, menandai eskalasi signifikan dalam persaingan AI.
  2. CEO OpenAI, Sam Altman, menolak tawaran tersebut dengan respons santai di media sosial, menunjukkan dinamika unik antara kedua tokoh teknologi ini.
  3. Musk dan Altman, yang pernah bekerja sama mendirikan OpenAI, kini berada di pihak yang berseberangan terkait arah dan misi perusahaan dalam pengembangan AI.

Silicon Valley kembali diguncang oleh langkah berani Elon Musk. Bersama dengan konsorsium investor, Musk mengajukan tawaran sebesar US$97,4 miliar untuk mengakuisisi OpenAI, perusahaan yang ia dirikan bersama Sam Altman pada 2015. Tawaran ini menambah babak baru dalam persaingan kecerdasan buatan yang semakin intens.

Menurut laporan The Wall Street Journal, tawaran tersebut diajukan melalui pengacara Musk, Marc Toberoff, kepada dewan direksi OpenAI pada Senin pagi. Konsorsium ini mencakup investor terkemuka seperti Valor Equity Partners, Baron Capital, Atreides Management, Vy Capital, dan 8VC—firma ventura yang dipimpin oleh co-founder Palantir, Joe Lonsdale. Selain itu, Ari Emanuel, CEO perusahaan hiburan Endeavor, juga mendukung tawaran ini melalui dana investasinya. Perusahaan AI milik Musk, xAI, juga terlibat dan berpotensi bergabung dengan OpenAI jika kesepakatan tercapai.

Langkah ini terjadi di tengah upaya OpenAI untuk mengumpulkan dana sebesar US$40 miliar, yang hampir menggandakan valuasinya menjadi US$300 miliar dalam empat bulan terakhir. Meskipun valuasinya melonjak, OpenAI belum mencapai profitabilitas dan menghadapi biaya besar terkait infrastruktur dan daya komputasi AI. Baru-baru ini, OpenAI juga mengeluarkan biaya besar untuk iklan Super Bowl pertamanya dengan durasi 60 detik.

Tawaran Musk ini menambah bahan bakar dalam perselisihan hukum yang sedang berlangsung dengan Altman mengenai arah OpenAI. Musk, yang meninggalkan perusahaan pada 2019, menuduh Altman telah mengkhianati misi asli perusahaan dengan mengubahnya menjadi entitas berorientasi profit dan berkolaborasi dengan Microsoft untuk mendominasi pengembangan AI.

“Sudah saatnya OpenAI kembali menjadi kekuatan yang terbuka dan berfokus pada keselamatan, seperti dulu,” kata Musk dalam pernyataan yang disampaikan oleh Toberoff kepada The Wall Street Journal. “Kami akan memastikan hal itu terjadi.”

Altman menanggapi dengan santai di platform X (sebelumnya Twitter), menulis: “Tidak, terima kasih, tapi kami akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar jika Anda mau.”

Komentar ini, yang mengacu pada nama lama platform tersebut, juga memindahkan desimal dalam tawaran Musk satu tempat ke kiri, menjadi US$9,74 miliar.

Musk membalas postingan tersebut dengan menyebut Altman sebagai “penipu”.

Sementara Altman telah mengisyaratkan rencana untuk memisahkan entitas nirlaba OpenAI, belum jelas bagaimana valuasinya akan ditentukan. Tawaran astronomis Musk ini bisa menetapkan tolok ukur baru—yang mungkin menentukan siapa yang akhirnya memegang saham mayoritas dalam babak berikutnya OpenAI.

Dampak bagi industri AI

Persaingan antara Musk dan Altman mencerminkan dinamika yang lebih luas dalam industri AI. Musk, melalui xAI, berusaha mengembalikan OpenAI ke akar nirlabanya, sementara Altman mendorong perusahaan menuju model bisnis berorientasi profit untuk menarik investasi yang diperlukan dalam pengembangan teknologi AI lanjutan.

Jika Musk berhasil dalam upayanya, ini bisa menandai perubahan signifikan dalam pendekatan pengembangan AI, dengan fokus pada keterbukaan dan keselamatan. Namun, penolakan Altman menunjukkan bahwa ia tetap berkomitmen pada visinya untuk OpenAI, meskipun ada kritik dari mantan rekannya.

Langkah berani Musk ini menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung dalam industri AI, terutama mengenai keseimbangan antara inovasi, profitabilitas, dan etika. Sementara itu, respons santai Altman menunjukkan bahwa persaingan ini tidak hanya terjadi di ruang dewan, tetapi juga di ranah publik, dengan kedua belah pihak menggunakan platform media sosial untuk menyampaikan pandangan mereka.

Perkembangan selanjutnya dalam persaingan ini akan menjadi penentu arah masa depan OpenAI dan industri AI secara keseluruhan. ■

Ilustrasi: Getty Images

Comments are closed.