
Goldman Sachs meluncurkan asisten AI internal yang dirancang untuk berfungsi seperti karyawan, membantu para trader, banker, dan manajer aset mereka. Langkah ini sejalan dengan tren integrasi AI generatif di tiga bank investasi terbesar dunia, yang beralih dari alat bantu sederhana menjadi agen penting dalam proses bisnis. Inisiatif ini bertujuan untuk mempermudah tugas-tugas administratif seperti merangkum email, memeriksa, dan menerjemahkan kode, dengan pengembangan lebih lanjut diharapkan agar AI ini dapat melakukan tugas secara mandiri seperti karyawan Goldman Sachs.
Poin utama:
- Goldman Sachs memperkenalkan asisten AI internal yang dirancang untuk meniru peran karyawan dalam mendukung trader, banker, dan manajer aset.
- Alat ini adalah bagian dari strategi AI yang lebih besar untuk meningkatkan efisiensi operasional, dengan fokus pada tindakan yang dipersonalisasi dan berbasis tugas.
- Inisiatif ini mengikuti jejak dua bank investasi besar lainnya, menyoroti peran AI generatif yang semakin besar di sektor keuangan.
Goldman Sachs telah meluncurkan asisten AI internal yang ditujukan untuk membantu para trader, banker, dan manajer aset di perusahaannya. Marco Argenti, Chief Information Officer Goldman Sachs, menjelaskan dalam wawancara dengan CNBC (21/1) lalu, bahwa AI ini adalah bagian dari program kecerdasan buatan yang lebih besar, yang bertujuan agar asisten ini dapat berkembang dan bertindak layaknya seorang karyawan Goldman Sachs.
Saat ini, asisten AI ini telah diperkenalkan kepada sekitar 10.000 karyawan Goldman Sachs, dengan rencana untuk menyebarkannya kepada seluruh pekerja pengetahuan (knowledge workers) di perusahaan pada tahun ini. Di awal penggunaan, AI ini akan membantu dalam berbagai tugas administratif seperti merangkum dan memeriksa email, serta menerjemahkan kode dari satu bahasa ke bahasa lain.
“Bayangkan semua tugas yang bisa diselesaikan untuk berbagai profesi, yang sekarang bisa dilakukan hanya dengan ujung jari,” ujar Argenti. “Antarmuka ini sangat sederhana, memberi akses ke model-model terbaru dan terbaik yang ada.”
Langkah ini menempatkan Goldman Sachs bersama dengan dua bank investasi terbesar dunia lainnya, yaitu Morgan Stanley dan JPMorgan Chase, yang juga telah memperkenalkan alat AI generatif kepada karyawannya. Dalam jangka panjang, Argenti menggambarkan asisten ini sebagai “karyawan baru” yang akan menyerap budaya perusahaan Goldman Sachs dan terintegrasi dalam alur kerja bank tersebut.
Sebagai tahap awal, asisten AI ini akan memberikan jawaban berdasarkan data yang telah dimasukkan ke dalam model AI dari OpenAI, Meta, Google, dan lainnya. Namun, Argenti menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk mengembangkan asisten ini agar dapat menjalankan tugas-tugas yang lebih kompleks dan mulai berperilaku seperti karyawan Goldman Sachs yang sesungguhnya.
“AI ini akan mulai memiliki perilaku agen yang dapat menyelesaikan tugas atas nama karyawan Goldman Sachs,” jelas Argenti. Ini berarti, asisten ini tidak hanya memberikan jawaban, tetapi juga mulai menjalankan tugas dengan mengikuti prosedur yang ada, sama seperti karyawan yang melakukan pekerjaan sehari-hari.
Di sektor B2B, teknologi agen AI ini mulai memainkan peran yang lebih besar, dari sekadar asisten menjadi pemain utama dalam proses bisnis. Sistem AI kini dapat mempelajari preferensi pelanggan, memprediksi kebutuhan mereka, dan memberikan solusi yang disesuaikan tanpa intervensi manusia.
Perkembangan ini semakin memperjelas bahwa kecerdasan buatan, terutama dalam bentuk agen AI generatif, semakin mengambil peran dominan dalam ruang kerja digital. Ini memberikan peluang baru untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan di sektor keuangan. ■