Digitalisasi telah mengubah wajah investasi. Generasi Milenial dan Gen Z kini mendominasi pasar modal Indonesia, dengan 8,15 juta investor muda per akhir 2024. Platform seperti Dupoin, yang terus berinovasi melalui teknologi canggih, menjadi magnet bagi segmen ini, menawarkan pengalaman trading yang mudah, aman, dan interaktif.
Fokus utama:
- Dominasi Milenial dan Gen Z: Generasi muda menyumbang 80% investor pasar modal di Indonesia, dengan aset mencapai Rp54,12 triliun pada 2024.
- Inovasi Dupoin: Platform ini menjadi pelopor dengan fitur-fitur canggih, kampanye media sosial, dan kerja sama strategis dengan JFX.
- Tantangan Literasi Keuangan: Edukasi investasi masih menjadi kebutuhan utama agar generasi muda memahami risiko dan potensi pasar.
Era digital telah merevolusi dunia investasi, terutama bagi generasi muda. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hampir 80% investor pasar modal Indonesia kini berasal dari Milenial dan Gen Z. Dengan jumlah 8,15 juta investor per Desember 2024, segmen ini menunjukkan potensi besar, terlebih nilai aset mereka mencapai Rp54,12 triliun.
Kemajuan teknologi membuka peluang baru, terutama melalui platform trading online yang terus berinovasi. “Sistem aplikasi trading yang mumpuni, mudah digunakan, dan aman kini menjadi kebutuhan utama bagi investor muda yang semakin paham teknologi,” ungkap laporan Dupoin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (20/1/2025).
Strategi Dupoin
Dupoin, salah satu platform trading terkemuka, menjadi contoh sukses bagaimana inovasi teknologi mampu menarik perhatian trader muda. Dengan fitur seperti MetaTrader5, analisis harian, dan peningkatan kecepatan eksekusi transaksi, Dupoin menawarkan pengalaman trading yang optimal.
Tidak hanya mengandalkan teknologi, Dupoin juga aktif menjangkau komunitas melalui media sosial. Program interaktif seperti Traders Invite, sesi Live Trade, kuis mingguan, dan giveaway berhasil menciptakan hubungan yang erat antara platform dan penggunanya.
Langkah ini terbukti efektif. Kolaborasi strategis Dupoin dengan Jakarta Futures Exchange (JFX) selama dua tahun terakhir memperkuat kepercayaan publik terhadap platform ini. Melalui berbagai acara edukasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, dan Bali, lebih dari 800 peserta terlibat aktif, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap edukasi investasi.
“JFX adalah mitra yang sangat kredibel dalam pengembangan pasar berjangka. Kolaborasi ini memberikan legitimasi yang lebih kuat bagi platform kami,” ujar perwakilan Dupoin.
Inovasi Dupoin tidak hanya mendapat apresiasi dari penggunanya tetapi juga pengakuan global. Bulan lalu, platform ini dianugerahi penghargaan “Best Growth Trading Platform” oleh CNBC. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Dupoin menyediakan layanan yang aman, mudah digunakan, dan didukung teknologi terkini untuk mendukung nasabah di pasar global.
Sepanjang 2024, Dupoin mencatat keterlibatan lebih dari 5.000 nasabah dalam program seperti Demo Trading, Deposit Reward, dan Trade & Win dengan total hadiah mencapai Rp4 miliar.
Menatap 2025, Dupoin berkomitmen memperluas jangkauan layanan, melanjutkan kolaborasi strategis, dan memperkuat komunitas trader. “Kami percaya inovasi adalah kunci menciptakan nilai tambah bagi nasabah,” jelas manajemen Dupoin.
Peluang digitalisasi di pasar modal
Namun, di tengah keberhasilan ini, ada tantangan besar: literasi keuangan. Meski partisipasi meningkat, masih banyak generasi muda yang belum sepenuhnya memahami risiko dan strategi investasi. “Literasi keuangan adalah kunci bagi keputusan finansial yang bijak,” ujar laporan KSEI.
Sebuah studi McKinsey (2024) menunjukkan bahwa platform yang mengintegrasikan edukasi keuangan dan teknologi memiliki peluang lebih besar untuk menjaring investor muda. Sebagai contoh, platform dengan fitur simulasi trading atau panduan investasi cenderung lebih menarik perhatian pengguna baru.
Generasi muda adalah masa depan pasar modal. Dengan pendekatan yang tepat—menggabungkan teknologi, edukasi, dan interaksi sosial—platform trading seperti Dupoin telah membuka jalan baru bagi mereka untuk berinvestasi.
Namun, untuk mempertahankan momentum ini, pelaku industri harus terus berinovasi, meningkatkan literasi keuangan, dan memastikan bahwa akses investasi semakin inklusif. Hanya dengan cara ini, digitalisasi dapat menjadi kekuatan nyata yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi generasi muda. ■
