Soal tantangan keamanan siber, BRI berkomitmen lindungi data nasabah

- 3 Januari 2025 - 11:12

Di era digital yang penuh tantangan ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menegaskan komitmennya untuk melindungi data nasabah dari ancaman siber. Setelah isu serangan ransomware sempat mencuat, pihak berwenang, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), memastikan tidak ada pelanggaran keamanan data atau serangan ransomware di sistem BRI.

Isu tersebut langsung dibantah oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid. “Hasil asesmen tidak menemukan adanya tanda-tanda serangan ransomware,” ungkapnya. Penegasan ini menjadi bukti bahwa BRI tetap menjadi salah satu bank paling tangguh dalam hal keamanan digital di Indonesia.

Langkah nyata untuk keamanan digital

Dalam upaya menjaga kepercayaan masyarakat, BRI telah mengimplementasikan strategi keamanan digital yang menyeluruh. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, mengungkapkan pendekatan terintegrasi yang melibatkan teknologi terkini hingga peningkatan kompetensi sumber daya manusia.

“Langkah yang dilakukan mencakup penerapan keamanan digital terkini, pengembangan aplikasi dengan praktik keamanan (DevSecOps practices), pemantauan keamanan secara real-time, penanganan celah keamanan, serta pembentukan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer (Computer Security Incident Response Team) yang tersertifikasi oleh BSSN,” jelas Arga, pekan ini.

BRI juga mengalokasikan sumber daya utama untuk mengembangkan aspek teknologi, proses, dan manusia guna menghadapi berbagai ancaman siber. Strategi ini mencerminkan pendekatan proaktif dan berkelanjutan BRI dalam memastikan keamanan data nasabah.

Investasi besar dalam teknologi

Komitmen BRI terhadap keamanan siber bukan sekadar retorika. Bank pelat merah ini terus meningkatkan anggaran untuk teknologi keamanan digital, menciptakan fondasi yang kokoh dalam menghadapi ancaman dunia maya yang semakin canggih.

Berdasarkan laporan Deloitte Cyber Outlook 2024, investasi global dalam keamanan siber diproyeksikan tumbuh 13% setiap tahunnya, menandakan urgensi sektor perbankan untuk meningkatkan perlindungan digitalnya.

Selain itu, BRI memperkuat ekosistem digital melalui super app BRImo, yang dirancang dengan standar keamanan tertinggi. Langkah ini menempatkan BRI di garis depan transformasi digital perbankan Indonesia, yang mencakup tidak hanya layanan nasabah, tetapi juga perlindungan data mereka.

Tantangan dan masa depan keamanan siber

Di tengah meningkatnya ancaman siber, Indonesia berada di peringkat 24 dalam Global Cybersecurity Index 2023, menunjukkan perlunya peningkatan keamanan di berbagai sektor, termasuk perbankan. Dengan lebih dari 50 juta pengguna layanan digital, BRI menjadi salah satu target utama para peretas, namun langkah-langkah yang diambil telah berhasil menangkal berbagai ancaman tersebut.

Arga menegaskan, “Kami terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk serangan siber dan memperkuat keamanan digital. Semua ini kami lakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan memberikan perlindungan terbaik bagi data dan dana nasabah.”

Komitmen BRI dalam melindungi data nasabah mencerminkan pendekatan strategis yang tidak hanya berorientasi pada teknologi, tetapi juga sumber daya manusia dan proses yang matang. Di tengah lanskap ancaman siber global yang semakin kompleks, langkah-langkah BRI menjadi bukti nyata bagaimana sebuah institusi perbankan dapat menjadi pelindung terpercaya bagi nasabahnya. ■

Comments are closed.