Investasi US$1 miliar di 2024, Nvidia jadi pemain kunci dalam revolusi AI

- 2 Januari 2025 - 20:52

Dengan total investasi US$1 miliar dalam perusahaan berbasis kecerdasan buatan (AI) sepanjang tahun 2024, Nvidia menegaskan posisinya sebagai pemain kunci dalam revolusi teknologi yang didukung oleh chip canggihnya. Namun, di balik kesuksesan ini, muncul kekhawatiran akan dominasi perusahaan dan dampaknya terhadap persaingan global.

Nvidia telah melampaui ekspektasi pasar di tahun 2024 dengan menggelontorkan dana sebesar US$1 miliar ke lebih dari 50 putaran pendanaan startup AI dan berbagai akuisisi strategis.

Langkah ini tak hanya memperluas ekosistem teknologi yang bergantung pada chip GPU unggulannya, tetapi juga menciptakan gelombang inovasi baru dalam sektor-sektor seperti robotika, teknologi medis, hingga pengolahan bahasa alami. Namun, di balik kesuksesan ini, kritik terhadap pengaruh Nvidia yang semakin besar di pasar AI mulai mengemuka, terutama dari regulator antitrust di AS, Eropa, dan China.

Tahun 2024 menjadi momen penting bagi Nvidia, dengan nilai kapitalisasi pasar yang menembus US$3 triliun pada Juni, didorong oleh permintaan tinggi terhadap GPU berperforma tinggi. Sejak peluncuran ChatGPT dua tahun lalu, lonjakan investasi di sektor AI telah menciptakan peluang besar bagi Nvidia untuk mendominasi pasar ini.

Menurut data Dealroom, Nvidia terlibat dalam 50 putaran pendanaan startup dengan total nilai investasi US$1 miliar sepanjang 2024, meningkat signifikan dibandingkan US$872 juta yang diinvestasikan pada 2023. Sebagian besar investasi ini ditujukan pada perusahaan AI yang membutuhkan infrastruktur komputasi tingkat tinggi, termasuk yang menjadi pelanggan setia chip Nvidia.

Perusahaan ini juga memanfaatkan cadangan kas senilai US$9 miliar untuk mendukung strategi akuisisi agresif, seperti pengambilalihan Run:ai, platform manajemen beban kerja AI asal Israel, yang mendapat persetujuan dari regulator antitrust Uni Eropa. Akuisisi lainnya mencakup Nebulon, OctoAI, Brev.dev, Shoreline.io, dan Deci.

Nvidia memperluas portofolio investasinya ke berbagai sektor, termasuk teknologi medis, drone, manajemen lalu lintas, dan robot humanoid. Salah satu investasi terbesarnya adalah pada CoreWeave, penyedia layanan komputasi awan berbasis AI, yang kini memiliki valuasi mencapai US$35 miliar—naik dari US$7 miliar pada 2023.

Namun, Nvidia juga bergerak untuk melindungi pelanggannya. Misalnya, ketika Applied Digital mengalami penurunan harga saham akibat utang besar, Nvidia memimpin pendanaan US$160 juta, yang akhirnya memulihkan kepercayaan pasar.

Meskipun Nvidia membantah bahwa investasi mereka bertujuan mengamankan eksklusivitas penggunaan teknologinya, para regulator mulai mempertanyakan pengaruh perusahaan yang semakin besar di pasar AI. Bill Kovacic, mantan ketua US Federal Trade Commission, menyoroti potensi dampak dominasi ini terhadap persaingan yang sehat.

Namun, Nvidia menegaskan bahwa mereka bersaing berdasarkan kualitas dan inovasi, tanpa memaksa perusahaan lain menggunakan teknologinya. “Setiap perusahaan bebas membuat pilihan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan strategi mereka,” kata perwakilan Nvidia seperti dikutip Financial Times.

Melalui program inkubator Inception, Nvidia telah membantu ribuan startup sejak tahap awal, menyediakan harga perangkat keras yang lebih terjangkau dan kredit cloud dari mitra mereka. Program ini menjadi salah satu cara Nvidia mendorong inovasi tanpa secara langsung terlibat dalam operasional perusahaan tersebut.

Di tengah keberhasilan yang luar biasa, Nvidia menghadapi tantangan serius. Perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft, Amazon, dan Google sedang mengembangkan chip mereka sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada GPU Nvidia. Dengan demikian, startup AI yang lebih kecil menjadi pasar penting bagi keberlanjutan bisnis Nvidia di masa depan. ■

Comments are closed.