
Bank Indonesia (BI), bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), meluncurkan babak baru dalam sistem pembayaran digital di Indonesia. Dalam sebuah langkah besar menuju efisiensi, inklusi, dan kenyamanan, BI memperkenalkan uji coba sistem QRIS Tap, yang memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC) untuk pembayaran di moda transportasi umum. Bus Damri menjadi pionir dalam peluncuran ini, yang menandai era baru transaksi digital tanpa gesekan di Indonesia.
Dicky Kartikoyono, Kepala Departemen Sistem Pembayaran BI, menyebut QRIS sebagai “game changer” bagi perekonomian nasional. Dalam keterangannya, Dicky memaparkan bahwa transaksi QRIS tumbuh signifikan, mencapai 189% pada 2024 dengan 35 juta merchant dan 55 juta pengguna di seluruh Indonesia. “QRIS Tap akan menjadi solusi pembayaran ideal bagi masyarakat pengguna transportasi umum yang membutuhkan kecepatan dan kemudahan,” ujarnya.
Mengapa QRIS Tap penting?
Teknologi QRIS Tap memungkinkan pengguna melakukan pembayaran hanya dengan mendekatkan perangkat ke terminal NFC, menghilangkan kebutuhan memindai barcode. Hal ini tidak hanya mempercepat proses transaksi, tetapi juga memberikan pengalaman pembayaran yang lebih nyaman dan aman. Menurut laporan McKinsey, transaksi digital berbasis NFC diproyeksikan tumbuh lebih dari 300% di Asia Tenggara pada 2025, dengan Indonesia sebagai salah satu pasar utama.
Untuk memastikan kelancaran peluncuran, Nobu Bank bertindak sebagai penyedia layanan QRIS di jaringan Bus Damri. Direktur Nobu Bank, Andrian Meirawan Saputra, menyatakan komitmen bank dalam mendukung implementasi QRIS Tap. “Kami telah mempersiapkan infrastruktur teknologi yang memadai dan siap mensukseskan implementasi ini pada 2025,” ujarnya.
Potensi QRIS Tap dalam transportasi umum
Transportasi umum seperti Bus Damri memainkan peran penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dengan sekitar 3 juta perjalanan yang dilakukan pengguna setiap hari di wilayah Jabodetabek, penerapan QRIS Tap diyakini akan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memudahkan akses layanan bagi masyarakat.
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa sektor transportasi menyumbang lebih dari 25% dari total transaksi digital berbasis QRIS pada 2024. Penerapan QRIS Tap di moda transportasi umum dapat mendorong penetrasi transaksi digital di segmen yang sebelumnya kurang terlayani.
Strategi ke depan
BI memiliki tiga fokus utama dalam pengembangan QRIS di masa depan:
- Kebijakan yang Selaras dengan Perkembangan Teknologi: BI berkomitmen untuk terus memperbarui regulasi agar sejalan dengan tren global.
- Standarisasi Teknologi: Penerapan QRIS Tap mengandalkan kolaborasi antara regulator, penyedia jasa, dan pelaku bisnis untuk memastikan interoperabilitas sistem.
- Peningkatan Kredibilitas Ekosistem: Dengan menggandeng mitra yang andal seperti Nobu Bank, kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital dapat semakin diperkuat.
Timothy Utama, Ketua Komite 1 ASPI, menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. “QRIS Tap memiliki potensi besar untuk menjadi standar baru pembayaran digital di Indonesia,” ujarnya.
Langkah menuju 2025
Nobu Bank, melalui jaringan mitranya di sektor transportasi, ritel, dan jasa, berencana memperluas adopsi QRIS Tap secara nasional pada tahun depan. Dengan target mencakup lebih dari 1 juta pengguna baru, Nobu Bank optimis bahwa metode pembayaran berbasis NFC ini akan mendapat sambutan positif.
“QRIS Tap adalah masa depan transaksi digital di Indonesia,” kata Andrian. “Kami percaya bahwa inovasi ini tidak hanya mempermudah pengguna, tetapi juga mendorong transformasi digital di berbagai sektor.”