Bank of America (BoA) menggebrak dunia perbankan dengan inovasi AI mereka, Erica, sebuah asisten virtual yang telah membantu lebih dari 32 juta pelanggan sejak peluncurannya pada 2018. Dengan memanfaatkan kemampuan canggih pemrosesan bahasa alami (natural language processing), Erica bukan hanya chatbot biasa. Asisten pintar ini dirancang untuk mengubah pengalaman pelanggan dalam mengelola keuangan, mulai dari pengelolaan anggaran hingga konsultasi investasi.
Dalam era teknologi yang serba cepat, Erica menjadi bukti nyata bagaimana kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi sekaligus menciptakan layanan yang lebih personal dan intuitif.
Erica dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam berbagai kebutuhan perbankan. Salah satu fitur unggulannya adalah integrasi dengan alat pengelolaan anggaran seperti Spending & Budgeting Tool. Fitur ini memungkinkan pengguna memantau kebiasaan belanja mereka, mengatur tujuan tabungan, hingga memberikan peringatan jika pengeluaran dianggap berlebihan. Selain itu, Erica juga dapat membantu pelanggan mengakses informasi saldo, transaksi Zelle, dan bahkan mengunci atau membuka kunci kartu debit atau kredit saat diperlukan.
Tak hanya itu, Erica memberikan notifikasi perubahan skor kredit pelanggan melalui layanan FICO Score dan membantu menghubungkan pengguna dengan agen layanan pelanggan BoA untuk menyelesaikan masalah lebih cepat tanpa proses identifikasi ulang. Dengan memanfaatkan data pengguna, Erica memberikan rekomendasi yang relevan dan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Keamanan dan Alaksesibilitas Erica
Bank of America menjamin bahwa setiap interaksi dengan Erica dilindungi oleh standar keamanan tinggi, termasuk enkripsi dan kebijakan privasi yang ketat. Namun, untuk mengakses layanan ini, pelanggan harus menggunakan versi terbaru aplikasi BoA Mobile Banking pada perangkat iOS atau Android tertentu. Saat ini, Erica hanya tersedia dalam bahasa Inggris dan penggunaannya terbatas di Amerika Serikat.
Inovasi Berkelanjutan Bank of America
Komitmen Bank of America terhadap kecerdasan buatan tidak berhenti pada Erica. Bank ini telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan solusi berbasis AI lainnya, seperti CashPro Forecasting untuk memprediksi posisi kas secara akurat dan Banker Assist yang membantu staf mengakses wawasan pelanggan lebih cepat. Inisiatif ini mencerminkan visi BoA dalam mengoptimalkan efisiensi kerja dan meningkatkan pengalaman pelanggan di tengah persaingan global yang ketat.
Dengan fitur-fitur canggih dan komitmen pada privasi serta keamanan, Erica membuktikan bahwa AI bukan hanya alat, tetapi juga mitra strategis dalam membantu pelanggan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Di era di mana personalisasi layanan menjadi kunci, Erica adalah bukti nyata bagaimana teknologi dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Lantas bagaimana penerapannya di kawasan Asia?
Perkembangan AI chatbot di Asia cukup pesat, didorong oleh transformasi digital yang merata di berbagai negara dan sektor, terutama perbankan. Jepang misalnya, menggunakan AI chatbot terutama di sektor perbankan dan pelayanan publik. Bank besar seperti Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) mengembangkan chatbot untuk layanan pelanggan dan konsultasi keuangan. Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman nasabah dan efisiensi operasional.
Tak ketinggalan Korea Selatan. Chatbot berbasis AI banyak digunakan di sektor fintech dan perbankan. Kookmin Bank (KB) meluncurkan AI chatbot “Liiv Talk” untuk transaksi perbankan dan layanan nasabah. Layanan ini mendukung bahasa Korea dan Inggris untuk menjangkau nasabah global.
Kemudian China. Negeri ‘Tirai Bambu’ iniemimpin dalam adopsi chatbot berkat pengembangan teknologi domestik seperti Baidu dan Alibaba. Bank of China dan ICBC (Industrial and Commercial Bank of China) menggunakan chatbot untuk layanan pelanggan, pembukaan rekening, dan informasi produk.
Singapura pun sebagai hub teknologi, Singapura memanfaatkan chatbot secara luas. DBS Bank memperkenalkan “digibot,” chatbot berbasis AI untuk menangani pertanyaan nasabah, pembukaan rekening, dan pembelian asuransi.
Di India bank-bank besar seperti HDFC dan ICICI telah meluncurkan chatbot berbasis AI untuk membantu layanan perbankan seperti transfer dana, pembayaran tagihan, dan konsultasi keuangan. Chatbot seperti “Eva” milik HDFC sudah melayani jutaan interaksi dengan pelanggan. Begitu juga Vietnam. Chatbot di Vietnam berkembang terutama untuk layanan e-commerce dan fintech. Beberapa bank seperti Vietcombank mulai mengintegrasikan chatbot untuk layanan pelanggan dasar.
Sedangkan di Indonesia bank-bank besar telah mengadopsi chatbot namun sebagian besar layanannya masih berkutat pada info transaksi seperti cek saldo dan transfer, informasi rekening dan produk bank. Artinya, peluang untuk terus mengembangkan chatbot dengan teknologi kecerdasan buatan masih terbuka lebar.
AI chatbot memberikan banyak keuntungan, termasuk layanan 24/7, respons cepat, dan efisiensi biaya. Negara-negara Asia tampaknya akan terus meningkatkan teknologi ini untuk mendukung transformasi digital di berbagai sektor, termasuk sektor perbankan. ■
Foto: Ilustrasi/freepik