Setelah mengalami masa sulit dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam beberapa tahun terakhir, Tencent Holdings, salah satu raksasa teknologi terbesar di China, menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Perusahaan internet terkemuka ini kembali melakukan ekspansi besar-besaran dengan menambah lebih dari 3.000 karyawan pada kuartal ketiga 2024, di tengah memanasnya persaingan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) di China.
Langkah ini menandakan pergeseran strategi Tencent menuju pertumbuhan baru, setelah sebelumnya terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran akibat tekanan ekonomi dan regulasi ketat dari pemerintah Beijing. Dengan penambahan ini, Tencent kini memiliki total 108.823 karyawan hingga akhir September 2024, meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Setelah mengalami penurunan jumlah karyawan sejak mencapai puncak pada Maret 2022 dengan 116.213 karyawan, Tencent mulai kembali mengembangkan timnya. Pada kuartal kedua 2024, perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini telah menambah 719 karyawan, membuat total karyawannya mencapai 105.506 orang pada akhir Juni. Ekspansi yang dilanjutkan pada kuartal ketiga ini menunjukkan arah baru yang diambil Tencent dalam menghadapi tantangan pasar.
Sejak akhir 2020, Tencent dan raksasa teknologi lainnya berada di bawah tekanan pemerintah China yang memperketat regulasi dan menekan ekspansi bisnis yang dianggap “tidak rasional”. Tencent, yang sebelumnya dijuluki sebagai perusahaan yang “menguasai setengah dari sungai dan gunung” di industri internet China, harus merampingkan portofolionya dan menghentikan sejumlah bisnis non-inti sebagai respons terhadap kebijakan tersebut.
Namun, penambahan ribuan tenaga kerja di kuartal ketiga ini menunjukkan bahwa Tencent kembali percaya diri untuk mengembangkan bisnisnya, khususnya dalam memanfaatkan tren AI yang sedang berkembang pesat di China. Menurut laporan terbaru dari McKinsey, potensi AI di China diprediksi dapat meningkatkan PDB negara hingga 0,8% per tahun selama dekade berikutnya, menjadikan sektor ini sebagai salah satu kunci utama pertumbuhan ekonomi masa depan.
Fokus pada AI dan teknologi masa depan
Tencent, yang dikenal sebagai operator media sosial terbesar di China dengan WeChat dan juga sebagai penerbit video game ternama, kini tengah memfokuskan upayanya pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Langkah ekspansi ini sejalan dengan ambisi pemerintah China untuk menjadi pemimpin global dalam AI, dengan investasi besar-besaran dan berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan teknologi tersebut.
“Penambahan tenaga kerja ini menunjukkan bahwa Tencent mulai beradaptasi dengan dinamika baru di pasar teknologi dan siap untuk berkompetisi dalam era AI yang semakin ketat,” kata seorang analis dari Shanghai Tech Research Institute seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP). “Tencent nampaknya mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemain kunci dalam industri AI, baik dari sisi platform maupun aplikasi pengguna,” tambahnya.
Menurut laporan terbaru dari Boston Consulting Group, sektor teknologi di China diperkirakan akan pulih dengan kuat pada tahun 2025, didorong oleh percepatan adopsi AI dan investasi dalam inovasi digital. Tencent, dengan kapasitas dan sumber daya yang dimilikinya, berpotensi untuk mengambil posisi strategis dalam persaingan ini.
Optimisme di tengah pemulihan ekonomi
Pemulihan ekonomi China yang lambat setelah pandemi juga memberikan angin segar bagi perusahaan teknologi untuk kembali berinvestasi dan berekspansi. Tencent, yang sebelumnya harus menghadapi periode penghematan, kini menunjukkan tanda-tanda optimisme dengan strategi rekrutmen barunya. Meski demikian, tantangan tetap ada, terutama dari sisi regulasi yang masih ketat dan persaingan yang semakin kuat dari perusahaan teknologi lainnya seperti Alibaba dan ByteDance.
Langkah Tencent menambah ribuan karyawan ini sekaligus mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap layanan digital dan teknologi yang lebih canggih di era pascapandemi. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berinvestasi dalam AI, Big Tech China diperkirakan akan kembali menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital negara tersebut. ■