Visa kini tak sekadar bicara tentang inovasi; raksasa pembayaran global ini telah melangkah lebih jauh dengan menghadirkan lebih dari 500 aplikasi AI generatif yang memperkuat setiap lini bisnisnya. Dalam langkah strategis untuk mengimbangi tren dan ancaman terkini, Visa bahkan berencana menambah jumlah aplikasi tersebut dalam waktu dekat.
Visa mengambil lompatan besar di dunia kecerdasan buatan (AI) dengan mengandalkan lebih dari 500 aplikasi AI generatif, dan jumlah ini akan terus bertambah. Presiden Teknologi Visa, Rajat Taneja, menegaskan pentingnya langkah ini.
“Ini adalah saat ketika saya pikir kita harus berinovasi dengan sangat cepat,” ujarnya, seperti dikutip dari The Wall Street Journal (1/11).
Menurutnya, inovasi AI generatif menjadi kebutuhan mendesak dalam menghadapi ancaman canggih yang kian menggerogoti industri keuangan.
Sistem AI yang dikembangkan oleh Visa tak hanya menangkal penipuan, tetapi juga menawarkan solusi efektif untuk berbagai kebutuhan, seperti chatbot yang menjadi “pakar” di bidang bisnis tertentu, alat deteksi bug keamanan pada kode, hingga fitur otomatisasi bagi pelanggan dalam memilih siklus penagihan. Semua ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi layanan sekaligus menjaga keamanan data para pengguna Visa.
Langkah ambisius ini ditopang oleh investasi besar di bidang AI dan data, yang totalnya mencapai US$3,3 miliar dalam 10 tahun terakhir. Namun, seperti diakui dalam laporan itu, mengukur laba atas investasi (ROI) dari AI generatif adalah tantangan tersendiri.
Sementara nilai ROI alat anti-penipuan dapat dihitung dari jumlah kasus penipuan yang berhasil dicegah, dampak aplikasi produktivitas lainnya sulit diukur secara konkret.
Rajat Taneja juga menambahkan bahwa ia ingin setiap “karyawan AI” di Visa nantinya dikelola oleh manusia. Dengan demikian, tiap “karyawan AI” yang fokus pada satu tugas tertentu akan dipantau oleh tim yang terdiri dari 8-10 orang pengawas, demi menjaga kualitas kerja dari teknologi yang terus berkembang ini.
Sementara Visa berada di garis depan dalam pemanfaatan AI generatif, perusahaan pesaingnya juga tidak tinggal diam. Mastercard, misalnya, telah mengembangkan asisten digital yang bertujuan untuk memperlancar proses pendaftaran pelanggan dan menjawab pertanyaan mereka secara otomatis. Langkah ini menjadi upaya Mastercard untuk memanfaatkan AI guna meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional. ■