Gartner prediksi 30% proyek AI generatif akan ditinggalkan

- 29 Juli 2024 - 09:56

GARTNER INC., sebuah perusahaan riset global berbasis di Stamford, Connecticut, AS, mengungkapkan setidaknya 30% proyek AI generatif (GenAI) akan ditinggalkan setelah bukti konsep pada akhir tahun 2025, karena kualitas data yang buruk, kontrol risiko yang tidak memadai, meningkatnya biaya atau nilai bisnis yang tidak jelas.

Berbicara di Gartner Data & Analytics Summit di Sydney, yang berlangsung 29-30 Juli, Rita Sallam, Distinguished VP Analyst di Gartner mengatakan, setelah kehebohan tahun lalu, para eksekutif tidak sabar untuk melihat laba atas investasi GenAI.

“Namun organisasi berjuang untuk membuktikan dan mewujudkan nilai. Seiring dengan meluasnya cakupan inisiatif, beban finansial untuk mengembangkan dan menerapkan model GenAI semakin terasa,” ujarnya.

Menurut dia, tantangan utama bagi organisasi muncul dalam membenarkan investasi substansial dalam GenAI untuk peningkatan produktivitas, yang menurut Gartner sulit untuk langsung diubah menjadi keuntungan finansial.

Banyak organisasi memanfaatkan GenAI untuk mengubah model bisnis mereka dan menciptakan peluang bisnis baru. Namun, pendekatan penerapan ini memerlukan biaya yang signifikan, mulai dari US$5 juta hingga US$20 juta (lihat Gambar 1).

“Sayangnya, tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua dengan GenAI, dan biayanya tidak dapat diprediksi seperti teknologi lainnya,” kata Sallam.

Dia menambahkan, “Apa yang Anda belanjakan, kasus penggunaan yang Anda investasikan, dan pendekatan penerapan yang Anda ambil, semuanya menentukan biayanya. Apakah Anda seorang disrupter pasar dan ingin menanamkan AI di mana-mana, atau Anda memiliki fokus yang lebih konservatif pada peningkatan produktivitas atau memperluas proses yang ada, masing-masing memiliki tingkat biaya, risiko, variabilitas, dan dampak strategis yang berbeda.”

Terlepas dari ambisi AI, penelitian Gartner menunjukkan GenAI memerlukan toleransi yang lebih tinggi terhadap kriteria investasi finansial tidak langsung di masa mendatang dibandingkan laba atas investasi (ROI) langsung.

Secara historis, banyak CFO tidak merasa nyaman berinvestasi saat ini untuk nilai tidak langsung di masa mendatang. Keengganan ini dapat mendistorsi alokasi investasi ke hasil taktis dibandingkan hasil strategis.

Para pengadopsi awal di berbagai industri dan proses bisnis melaporkan berbagai peningkatan bisnis yang bervariasi menurut kasus penggunaan, jenis pekerjaan, dan tingkat keterampilan pekerja.

Menurut survei Gartner terkini, responden melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 15,8%, penghematan biaya sebesar 15,2%, dan peningkatan produktivitas sebesar 22,6% secara rata-rata. Survei terhadap 822 pemimpin bisnis dilakukan antara September dan November 2023.

“Data ini berfungsi sebagai titik referensi yang berharga untuk menilai nilai bisnis yang diperoleh dari inovasi model bisnis GenAI,” kata Sallam.

Namun, penting untuk mengakui tantangan dalam memperkirakan nilai tersebut, karena manfaatnya sangat bergantung pada perusahaan, kasus penggunaan, peran, dan tenaga kerja.

“Sering kali, dampaknya mungkin tidak langsung terlihat dan dapat terwujud seiring waktu. Namun, penundaan ini tidak mengurangi potensi manfaatnya.”

Dengan menganalisis nilai bisnis dan total biaya inovasi model bisnis GenAI, organisasi dapat menetapkan ROI langsung dan dampak nilai masa depan, menurut Gartner. Ini berfungsi sebagai alat penting untuk membuat keputusan investasi yang tepat tentang inovasi model bisnis GenAI.

“Jika hasil bisnis memenuhi atau melampaui ekspektasi, ini memberikan peluang untuk memperluas investasi dengan meningkatkan inovasi dan penggunaan GenAI di basis pengguna yang lebih luas, atau menerapkannya di divisi bisnis tambahan. Namun, jika hasilnya tidak sesuai harapan, mungkin perlu untuk mengeksplorasi skenario inovasi alternatif. Wawasan ini membantu organisasi mengalokasikan sumber daya secara strategis dan menentukan jalur yang paling efektif ke depan,” tukasnya. ■

Comments are closed.