Kecerdasan Buatan (artificial intelligence/AI) akan sangat mengubah masa depan keuangan dan uang. Dan menurut laporan terbaru Citi GPS, hal ini berpotensi meningkatkan keuntungan industri perbankan global hingga US$2 triliun pada tahun 2028, meningkat sebesar 9% dalam lima tahun ke depan.
Sama seperti mesin uap yang menggerakkan revolusi industri, dan internet mengantarkan era informasi, AI dapat menjadikan kecerdasan manusia sebagai komoditas. Keuangan, sebuah industri kaya data dengan klien yang cepat mengadopsi AI, akan menjadi yang terdepan dalam perubahan.
Laporan Citi GPS mengungkapkan pekerjaan-pekerjaan yang sudah lama ada telah dihilangkan pada periode transformasi teknologi yang lalu, dan digantikan dengan pekerjaan-pekerjaan baru. Banyak perusahaan juga lenyap. AI akan mengulangi siklus ini dan mungkin mempercepatnya.
Untuk saat ini, GenAI di bidang keuangan sebagian besar berada pada tahap pembuktian konsep. Namun kita berada dalam periode transisi yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Strategi adopsi teknologi dari sebagian besar perusahaan lama melibatkan penambahan teknologi pada produk yang sudah ada atau penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas. Sementara itu, perusahaan rintisan (startup) menggunakan teknologi baru untuk mendisrupsi dan memisahkan apa yang dilakukan perusahaan lama.
Ketika agen yang didukung AI, bot, dan lainnya menjadi lazim, bagaimana uang dan keuangan akan berubah? Bagaimana konsep dasar dan struktur keuangan akan diubah? Di dunia bot-to-bot, di mana mesin bertransaksi dengan sedikit campur tangan manusia, seperti apa dunia uang nantinya?
AI dapat mendorong peningkatan produktivitas bagi bank dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, menyederhanakan operasi, dan membebaskan karyawan untuk fokus pada aktivitas bernilai lebih tinggi.
Para pemimpin sektor keuangan sangat optimis terhadap dampak AI terhadap keuntungan. Faktanya, 93% responden survei kepemilikan saham mengharapkan keuntungan bank yang lebih tinggi karena peningkatan produktivitas. Namun kehati-hatian diperlukan terkait jadwal implementasi, biaya sumber daya manusia, meningkatnya persaingan, meningkatnya ekspektasi klien, dan biaya yang terkait dengan peningkatan aktivitas yang dihasilkan oleh AI.
Peralihan ke dunia yang didukung bot juga menimbulkan pertanyaan seputar keamanan data, regulasi, kepatuhan, etika, dan persaingan. Karena model AI diketahui berhalusinasi dan menciptakan informasi yang tidak ada, organisasi menghadapi risiko chatbot AI menjadi sepenuhnya otonom dan berdampak negatif terhadap bisnis secara finansial atau reputasinya.
Klien yang didukung AI dapat meningkatkan persaingan harga di sektor keuangan. Keseimbangan kekuatan mungkin berubah.
AI dapat diadopsi lebih cepat oleh perusahaan-perusahaan digital yang berbasis cloud, seperti FinTech dan BigTech, dengan bank-bank lama yang tangkas akan mengikuti dengan cepat. Banyak perusahaan petahana, yang terbebani oleh utang teknologi dan budaya, mungkin tertinggal dalam penerapan AI dan kehilangan pangsa pasar. ■