Pejabat pemerintah dari 10 negara dan Uni Eropa didukung eksekutif industri AI pada hari Selasa (21/5) di ajang AI Seoul Summit 2024, menandatangani Deklarasi Seoul untuk keselamatan, inovasi, inklusivitas (urges safety, innovation, inclusivity) teknologi Artificial Intelligence (AI).
Ini adalah satu kesepakatan untuk menerapkan langkah-langkah keselamatan dasar di bidang teknologi AI yang bergerak sangat cepat. Selain itu, penandatangan deklarasi ini juga sepakat membangun jaringan penelitian keselamatan AI yang berlaku global.
Hampir enam bulan setelah KTT global perdana mengenai keselamatan AI di Bletchley Park di Inggris, Inggris dan Korea Selatan menjadi tuan rumah AI Seoul Summit 2024 (KTT Keselamatan AI) pekan ini di Seoul.
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini (21-22 Mei) menggarisbawahi tantangan dan peluang baru yang dihadapi dunia dengan munculnya teknologi AI. Pemerintah Inggris, seperti dikutip The Korea Herald, mengumumkan perjanjian baru antara 10 negara dan Uni Eropa untuk membangun jaringan internasional serupa dengan AI Safety Institute di Inggris, organisasi pertama untuk mempercepat kemajuan ilmu keselamatan AI.
Ke-10 negara itu masing-masing adalah Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat ditambah Uni Eropa.
Sedangkan eksekutif dari 16 perusahaan AI yang turut menandatangani Deklarasi Seoul adalah Amazon, Anthropic, Cohere, Google, IBM, Inflection AI, Meta, Microsoft, Mistral AI, Open AI, Samsung Electronics, Technology Innovation Institute, xAi dan Zhipu.ai. ( Zipu.ai adalah perusahaan Tiongkok yang didukung oleh Alibaba, Ant, dan Tencent).
Komitmen ini memastikan perusahaan-perusahaan AI terkemuka di dunia akan memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam rencana mereka untuk mengembangkan AI yang aman.
Perusahaan-perusahaan AI, termasuk yang berasal dari AS, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab (UEA), telah menyetujui komitmen keselamatan untuk tidak mengembangkan atau menerapkan model atau sistem sama sekali jika mitigasi tidak dapat menjaga risiko di bawah ambang batas.
Ini adalah pertama kalinya di dunia, dimana begitu banyak perusahaan AI terkemuka dari berbagai belahan dunia menyetujui komitmen yang sama terhadap keselamatan AI.
Komitmen ini memastikan perusahaan-perusahaan AI terkemuka di dunia akan memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam rencana mereka untuk mengembangkan AI yang aman.
“Jaringan ini akan mendorong pemahaman umum tentang keamanan AI dan menyelaraskan pekerjaannya dengan penelitian, standar, dan pengujian,” demikian bunyi pernyataan penandatangan Deklarasi Seoul.
Pada hari pertama KTT AI di Seoul, para pemimpin global dan perusahaan AI terkemuka berkumpul dalam pertemuan virtual yang dipimpin Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol untuk membahas keamanan, inovasi, dan inklusi AI.
Selama diskusi, para pemimpin menyetujui Deklarasi Seoul, menekankan peningkatan kolaborasi internasional dalam membangun AI untuk mengatasi masalah-masalah besar global, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menjembatani kesenjangan digital di seluruh dunia, sambil memprioritaskan sikap yang berpusat pada manusia, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.
“AI adalah teknologi yang sangat menarik –dan Inggris telah memimpin upaya global untuk memanfaatkan potensinya, dengan menjadi tuan rumah KTT Keamanan AI pertama di dunia tahun lalu,” kata Sunak dalam pernyataan pemerintah Inggris.
Tetapi untuk mendapatkan keuntungan dari AI, demikian Sunak, dunia harus memastikan keamanannya. “Itu sebabnya saya senang kita mendapatkan kesepakatan hari ini untuk jaringan AI Safety Institutes,” tambah Sunak.
Bulan lalu, Inggris dan AS menandatangani nota kesepahaman kemitraan untuk berkolaborasi dalam penelitian, evaluasi keselamatan, dan panduan mengenai keselamatan AI. ■