Institusi keuangan dinilai perlu serius memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membantu mencegah risiko kejahatan fraud.
Menurut Herrias Yusmawan, Director & Country Manager 1datapipe untuk Indonesia, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam mencegah risiko kejahatan fraud. Ketiga hal itu adalah analisis mendalam terhadap perilaku, model yang berjalan serta disupervisi secara berkala, dan data yang digunakan sesuai kaidah.
“Teknologi AI bisa mentransformasi data menjadi sebuah informasi dengan cara mengkombinasikan antara data, analitik dan model. Atribut seperti credit-score dan fraud menjadi modal bagi perbankan untuk mendapat gambaran yang jelas dari calon nasabah sehingga lembaga tersebut bisa lebih yakin dalam menyetujui sebuah pengajuan kredit,” katanya, Senin (20/5).
Apabila nasabah tersebut dinilai baik, lanjut dia, maka ini menjadi dasar bagi lembaga keuangan untuk menentukan jumlah kredit yang bisa diberikan. Dia menyebut tantangan lembaga keuangan, sekitar 60% dari total nasabah di Indonesia segmennya adalah unbanked dan underbanked.
Lembaga keuangan belum memiliki gambaran secara lengkap terhadap segmen ini. Nah untuk itu, 1datapipe, menawarkan solusi bersifat analiticy-based untuk memberikan gambaran secara lengkap tentang calon nasabah dari segmen tersebut sehingga lembaga perbankan dapat menjadikannya dasar untuk credit decision.
Chief Compliance Officer and Group Data Protection Officer 1datapipe Claire Hartley menambahkan AI punya peran besar dalam meningkatkan perlindungan data dan mengelola pelanggaran. Apalagi dalam sektor perbankan, keamanan dan kepatuhan merupakan hal yang sangat penting.
“Dalam pencegahan penipuan, algoritma AI adalah pola pendeteksian adaptif dan anomali yang bisa mengidentifikasikan aktivitas penipuan, bahkan sebelum hal itu terjadi,” ujarnya.
Model machine learning belajar dari data transaksi historis dan terus beradaptasi dengan pola baru yang mencurigakan sehingga secara signifikan mengurangi risiko pelanggaran dan insiden data. Claire menegaskan bahwa AI juga membantu menganalisis penyebab dan cakupan pelanggaran.
Dengan mengintegrasikan ke dalam strategi keamanan siber, AI dapat meningkatkan keamanan secara keseluruhan sehingga mampu melindungi pelanggan yang sensitif dan menjaga kepercayaan pada sistem keuangan. ■