GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling cepat mengadopsi teknologi dan digitalisasi, terutama digitalisasi ekonomi keuangan nasional.
Bank Indonesia sendiri, kata dia, telah turut serta dalam pengembangan digitalisasi tersebut antara lain dengan peluncuran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan BI-Fast.
Bank Indonesia kini sedang memperbarui dan menyempurnakan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030. Rencananya BSPI 2025-2030 akan diluncurkan pada tengah tahun ini. Beberapa inisiatif utama dalam BSPI 2025-2030.
“Terus memperbarui modernisasi dan memperkuat infrastruktur sistem pembayaran ritel, tidak hanya BI-FAST tetapi juga Fast paymetn oleh swasta,” ujarnya dalam Kick Off dan Seminar Bank Indonesia Hackathon 2024, Senin (29/4).
Soal adopsi digital, jauh-jauh hari, tepatnya pada 2019 lalu, Perusahaan konsultan manajemen multinasional McKinsey & Company menemukan fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu negara tercepat yang melakukan adopsi digital. Fakta ini didapatkan melalu riset yang telah dilakukan kepada 17 ribu orang di 15 negara dan dipublikasikan dalam laporan berjudul “Digital Banking in Indonesia: Building Loyalty and Generating Growth”.
Dalam laporan itu terungkap, kecepatan adopsi digital Indonesia bahkan melampaui negara di sekitarnya seperti Korea Selatan dan India. Bahkan, melewati Brazil dan Cina.
Lebih lanjut Perry mengatakan, BI juga akan memperkuat infrastruktur pembiayaan wholesale, RTGS, dan infrastuktur pusat data pembayaran. Setelah itu, BI akan menguatakan industri sistem pembayaran. Baik perusahaan sistem pembayaran yang besar atau yang kecil diharapkan dapat berkolaborasi mendukung sistem pembayaran tergatung pada kemampuan, teknologi, kapasitas SDM, dan manajemen risikonya.
Lebih lanjut Perry mengatakan, digitalisasi ekonomi keuangan melalui sistem pembayaran perlu melakukan inovasi. Hal ini dilakukan dengan bekerja sams dengan industri.
“Digitalisasi sistem pembayaran perlu bisa memperluas layanan dengan tetap memperhatikan perlindungan konsumen, APU-PPT,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, digitalisasi merupakan keniscayaan untuk mendukung kemajuan ekonomi nasional menjadi salah satu negara berpenghasilan menengah ke atas.
“Digitalisasi meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja, dan mendorong inovasi kreativitas masyarakat. Khususnya tentu saja kalangan muda, milenial, penerus generasi bangsa kita yang akan menjadi pemimpin nasional ke depan,” katanya. ■